Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Sinema: A Man Called Otto (2022)

9 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 9 Juni 2023   07:04 2417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film A Man Called Otto. (Foto dari Rotten Tomatoes)

A Man Called Otto (2022) adalah film tentang pentingnya empati, persahabatan, pertumbuhan pribadi, dan kebersamaan dalam membangun kemanusiaan yang lebih baik.

Otto adalah seorang pemarah yang menyerah pada kehidupan setelah kehilangan istrinya dan ingin mengakhiri semuanya. Ketika sebuah keluarga muda pindah ke dekatnya, dia merasa cocok dengan Marisol yang cerdas, yang mengarah ke persahabatan yang akan mengubah dunianya.

Kisah film ini memperlihatkan perubahan seorang pria yang awalnya penuh kesinisan, menjadi sosok yang hangat dan penuh empati melalui interaksi dengan tetangga-tetangganya.

Otto Anderson mengalami kehilangan yang mendalam dengan meninggalnya istrinya, Sonya. Kehilangan ini menghantarkannya pada tahap kehidupan yang penuh kesinisan dan bahkan rencana bunuh diri.

Namun, melalui interaksi dengan tetangga-tetangganya yang baru, dia mulai mempertimbangkan kembali pilihan hidupnya.

Dari sinilah kita bisa mempelajari bahwa kehilangan bisa menjadi momen penting yang merangsang pertumbuhan pribadi, mendorong seseorang untuk mengubah sikapnya dan membuka diri terhadap hubungan baru.

Ketika tetangga baru: Marisol dan keluarganya, berusaha membina hubungan dengan Otto, mereka menunjukkan empati dan kehangatan meskipun awalnya menghadapi Otto yang menunjukkan sikap tidak ramah.

Dalam perjalanan cerita, Otto membantu tetangga-tetangganya dengan berbagai cara, menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap kebutuhan mereka.

Ini mengajarkan kita tentang pentingnya empati dan persahabatan dalam membangun ikatan yang kuat dalam masyarakat.

Ketulusan dan kebaikan hati Otto menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk melihat -melampaui permusuhan dan membangun hubungan yang saling mendukung.

Perjalanan Otto menggambarkan pertumbuhan pribadi yang signifikan. Dari seorang pria yang ingin bunuh diri dan hidup dalam kesepian, dia berubah menjadi sosok yang terbuka, penuh perhatian, dan peduli terhadap tetangga-tetangganya.

Melalui interaksi dengan orang-orang di sekitarnya, Otto belajar memaafkan, mengatasi ketakutan dan kekecewaan masa lalunya, dan menyembuhkan luka batinnya.

Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pribadi bisa terjadi melalui hubungan yang baik dengan orang lain, saling menginspirasi, dan memberikan dukungan emosional.

Cerita film ini menggarisbawahi pentingnya kebersamaan dan solidaritas dalam menghadapi ketidakadilan. Ketika Otto menemukan rencana perusahaan real estate yang tidak adil dan mengancam tetangganya, dia memutuskan untuk melawan bersama mereka.

Hal ini memperlihatkan bahwa kekuatan kolektif bisa mempengaruhi perubahan dan melawan ketidakadilan yang ada di masyarakat. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga persatuan dan bersatu dalam menghadapi masalah sosial.

Dalam hidup ini, interaksi dan hubungan antarmanusia memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, menginspirasi, dan menciptakan perubahan positif dalam diri kita dan masyarakat di sekitar kita.

A Man Called Otto adalah sebuah drama komedi yang cerdas, tulus, namun tidak begitu mencolok di bawah arahan sutradara Marc Forster.

Kualitas akting dalam film ini cukup solid, terutama dari Tom Hanks sebagai Otto yang menghadirkan performa yang mencampur adukkan antara karakteristik aneh dan realistis.

Penyutradaraan film ini cukup standar, tanpa terlalu banyak inovasi atau keunggulan yang istimewa. Cerita dalam film ini sebenarnya tidak terlalu istimewa, dengan plot yang bisa diprediksi dan beberapa momen yang terasa canggung.

Namun, pesan yang disampaikan tentang kekuatan kebaikan dan solidaritas dalam menghadapi masalah, cukup berarti untuk dicermati sebagai masalah umum dalam kehidupan.

Secara keseluruhan, A Man Called Otto adalah sebuah film yang cocok untuk dinikmati bersama keluarga, dan menyuguhkan cerita realitas yang menghibur.

Film ini adalah sebuah remake dari film Swedia tahun 2015 berjudul A Man Called Ove, yang berdasarkan pada novel tahun 2012 karya Fredrik Backman.

Adaptasi asli berbahasa Swedia ini dinominasikan untuk dua Academy Awards dan merupakan film asing terlaris tahun 2016 di Amerika Serikat.

A Man Called Otto sendiri mulai rilis bioskop secara terbatas pada tanggal 29 Desember 2022, sebelum rilis secara lebih luas di Amerika Serikat pada tanggal 13 Januari 2023.

Film ini secara umum mendapat ulasan positif dari para kritikus, dan meraup $112 juta di seluruh dunia dengan anggaran $50 juta.

Poster film A Man Called Otto. (Foto dari Rotten Tomatoes)
Poster film A Man Called Otto. (Foto dari Rotten Tomatoes)
A Man Called Otto (2022)

Rating: PG-13
Durasi: 2 jam 6 menit

Pemeran:
Tom Hanks, Mariana Trevino, Kailey Hyman, Rachel Keller, Manuel Garcia-Rulfo, Cameron Britton, Mike Birbiglia, Elle Chapman 

Sutradara: Marc Forster
Penulis Naskah: David Magee
Editor: Matt Chesse
Sinematografer: Matthias Koenigswieser
Komponis: Thomas Newman


~ H.J.H.J.

#drama #komedi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun