UFC sedang bersiap menyaksikan pertarungan kelas bantam antara Amanda Nunes dan Irene Aldana dalam UFC 289 di Rogers Arena, di Vancouver, Kanada.
Para penggemarDilansir dari UFC.com, dua pelatih MMA elit: Sean Madden dan Eliot Marshall, mendiskusikan pertarungan ini, serta menguraikan wawasan mereka tentang strategi dan kekuatan masing-masing petarung.
Pertama-tama, mari kita kenali kelebihan masing-masing petarung. Amanda Nunes, sang juara bertahan, dikagumi oleh Marshall karena keahliannya yang luar biasa dalam berbagai aspek pertarungan.
Namun, hal yang paling mencolok adalah pengalamannya yang melimpah dan kekuatan dahsyat yang dimilikinya. Nunes tahu betul bagaimana memanfaatkan kekuatannya dan mengendalikan pertarungan.
Sementara itu, Aldana dianggap Madden memiliki kemampuan tinju yang menakjubkan. Dia memiliki pukulan yang tajam dan akurat, serta kemampuan melihat celah pada lawannya. Aldana memiliki keunggulan dalam hal keakuratan dan ketepatan pukulannya.
Namun, pertarungan bukan hanya tentang keunggulan individu, namun juga tentang strategi dan cara meraih kemenangan. Madden berpendapat bahwa Nunes memiliki banyak pilihan strategi.
Dia bisa bertarung dengan gaya apa pun yang dia inginkan dan tetap dominan. Namun, Madden merekomendasikan Nunes untuk bertarung dengan posisi southpaw seperti yang dia lakukan dalam pertarungan melawan Julianna Pena.
Hal ini bisa mengganggu Aldana karena dia pernah kesulitan menghadapi gaya bertarung semacam itu. Nunes bisa menggunakan kekuatan hook-nya dan juga high kick kiri yang mematikan.
Tidak kalah pentingnya, Aldana harus fokus pada keahlian tinjunya. Dia perlu menggunakan jab-nya dengan baik, bergerak lincah, dan menunjukkan kepada Nunes bahwa dia adalah lawan yang kuat dan tidak akan menyerah begitu saja.
Strategi ini mengingatkan kita pada pertarungan Pena, di mana meskipun tekniknya tidak sempurna, dia mampu membuat Nunes terganggu dengan jab-nya. Aldana perlu memanfaatkan keunggulan tinjunya dan menunjukkan bahwa dia adalah petarung yang lebih baik dalam hal itu.
Faktor X dalam pertarungan ini bisa menjadi penentu. Marshall mempertimbangkan faktor keinginan Nunes untuk pensiun. Setelah tujuh tahun menjadi juara dan dengan kabar kedatangan anak kedua, apakah Nunes masih memiliki motivasi yang sama seperti sebelumnya?
Keadaan emosional seperti ini bisa mempengaruhi penampilannya dalam pertarungan. Di sisi lain, Madden menganggap faktor X adalah adanya lawan baru bagi Nunes yaitu Irene Aldana.
Selama ini, Nunes telah mempersiapkan diri untuk melawan Pena, namun dengan pergantian lawan secara mendadak, pertanyaannya adalah apakah ini bisa membangkitkan semangat juang yang sebenarnya?
Tentu saja, dari sudut pandang para pelatih, mereka juga memiliki aspek yang menarik untuk diperhatikan selama pertarungan. Madden akan memperhatikan posisi awal Nunes. Apakah dia akan memilih posisi southpaw seperti sebelumnya?
Di sisi lain, Marshall ingin melihat apa yang telah dipersiapkan oleh Aldana dan timnya secara khusus untuk menghadapi Nunes.
Meskipun pertarungan ini disiapkan dalam waktu singkat, bukan berarti Aldana dan timnya tidak melakukan studi dan persiapan sebelumnya. Mereka pasti telah mempelajari kebiasaan dan kelemahan Nunes untuk menghadapinya dengan strategi yang tepat.
Dalam pertarungan yang menegangkan ini, siapapun yang keluar sebagai pemenang, yang pasti adalah para penonton akan disuguhi aksi yang luar biasa.
Kita tunggu saja pertarungan seru ini di UFC 289 dan lihat bagaimana kisahnya akan terurai di dalam Oktagon. (*)
#sudutoktagon #UFC289 #Nunes #Aldana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H