Meskipun Nawal pernah dihina dan dicederai oleh putranya, dia tetap mencintai dan memaafkannya.
Dan meskipun Nihad, sang putra dan ayah yang telah melakukan kejahatan terhadap ibunya dan adik-adiknya, juga merasa bersalah, dia tetap merindukan cinta dan kasih sayang dari keluarganya.
Melalui kisah ini, kita diingatkan bahwa di tengah konflik dan perbedaan, kita bisa menemukan cara untuk memaafkan dan mencintai satu sama lain, meskipun dalam situasi yang paling sulit.
Incendies menceritakan banyak kisah, yang masing-masing dimulai di lokasi berbeda pada titik waktu berbeda, dan saya sendiri baru bisa 'nyambung' dengan jalan cerita film ini setelah menontonnya dua kali.
Seperti halnya tokoh-tokoh dalam film tersebut harus melihat ke masa lalu, penonton juga harus melihat kehidupan para tokoh tersebut dalam film yang banyak menggunakan kilas balik ini.
Meski Incendies ini terasa berantakan, terlalu panjang, dan agak melodramatis, namun kelemahan itu menjadi tidak terlalu penting dibandingkan dengan akting impresif dan dampak emosional yang menghancurkan (Critics Consensus, Rotten Tomatoes).
Denis Villeneuve menulis naskah Incendies bersama Valerie Beaugrand-Champagne, diadaptasi dari naskah drama karya Wajdi Mouawad's dengan judul yang sama.
Film ini menampilkan Lubna Azabal, Mlissa Dsormeaux-Poulin, Maxim Gaudette, dan Rmy Girard, ditayangkan perdana di Festival Film Venice dan Toronto pada bulan September 2010, dan rilis di Quebec tanggal 17 September 2010.
Tahun 2011, Incendies mendapat nominasi di Academy Award untuk kategori Best Foreign Language Film. Meskipun Villeneuve telah membuat film-film besar setelah Incendies (2010), film ini tetap terasa seperti karya terbesarnya. (*)
( Referensi )