Meski meraih Oscar bagi Kathryn Bigelow, The Hurt Locker tetap menjadi salah satu pemenang film terbaik dengan pendapatan box office terendah sepanjang sejarah.
Tahun 2010 Bigelow mencetak sejarah sebagai sutradara perempuan pertama yang memenangkan Best Director dan Best Picture di Academy Awards, lewat film drama/thriller/war The Hurt Locker.
Film tersebut mendapat sambutan positif dari para kritikus, dengan cerita yang mengagumkan dan suasana tegang yang memukau, di era ketika film perang kontemporer sering tidak diterima baik.
Sebelum berhasil menang di Academy Awards, The Hurt Locker masuk dalam daftar film terbaik di banyak publikasi dan pemberitaan terkemuka, serta mendapat apresiasi dari lembaga penghargaan paling bergengsi dan berpengaruh.
Namun, meski mendapat pujian dari para kritikus, film ini tidak mendapat sukses di box office, sehingga tergolong sebagai film pemenang Best Picture dengan pendapatan terendah.
Sang sutradara, Kathryn Bigelow, berhasil menciptakan sebuah film yang menghadirkan suasana tegang dan mendebarkan melalui keahlian teknisnya.
The Hurt Locker mengikuti kisah tim penyusun bom Amerika Serikat di Baghdad selama awal Perang Irak, dipimpin oleh Jeremy Renner sebagai Sersan William James.
Dalam waktu singkat, sebelum diberi tugas baru, James dan rekan-rekannya terpaksa menghadapi sejumlah tekanan dan ancaman di sekitar mereka.
Meskipun tidak dianggap epic, film ini berhasil menciptakan pengalaman sinematik yang mendalam dan kontekstual bagi penonton di saat rilis pada tahun 2009.
Pada tahun 2008, The Hurt Locker akhirnya ditayangkan untuk pertama kalinya di Amerika Utara di festival film internasional Toronto.
Setelahnya, film tersebut dibeli untuk distribusi di Amerika Utara oleh Summit Entertainment, perusahaan produksi dan distribusi film independen yang paham bahwa film tentang Perang Irak saat itu belum disambut baik.
The Hurt Locker dirilis secara terbatas pada tanggal 26 Juni 2009 di Amerika Serikat, dengan total penghasilan sekitar 145.352 dolar AS dari 4 teater pada akhir pekan pertama.
Film ini sukses di sejumlah bioskop dan memiliki perolehan kotor yang cukup tinggi. Namun, pada puncak rilisan, film ini hanya ditayangkan di kurang dari 600 bioskop di seluruh dunia.
Di sisi lain, Avatar karya James Cameron yang rilis pada tahun yang sama memperoleh pendapatan lebih dari 77 juta dolar AS hanya pada akhir pekan pertama, ditayangkan di hampir 3.500 bioskop.
Meskipun diperkenalkan pada 2008, film ini sempat gagal bersaing di Academy Awards 2009 karena aturan yang mengharuskan film ditayangkan secara publik dalam kalender tahun tersebut.
Meskipun rilisan bioskop terbatas dan kesuksesan box office biasa saja, film ini mendapat dukungan penuh dari kritikus film, yang memuji kehebatan dan kecermatan dalam film perang ini.
Dengan menyebut kerajinan film yang dinamis, arahan dari Bigelow, hingga penampilan Renner yang memukau, pujian kritikus membantu film ini meningkatkan reputasi baik.
Setelah masuk tahun 2010 dan musim penghargaan semakin memanas, The Hurt Locker mulai mendapatkan momentum yang sangat besar menjelang ajang Academy Awards ke-82.
Film ini memperoleh sembilan nominasi yang mengesankan, sejajar dengan Avatar untuk jumlah tertinggi malam itu.
Akhirnya, film ini mendapatkan enam kemenangan luar biasa: Best Sound Editing, Best Sound Mixing, Best Film Editing, Best Original Screenplay, Best Director, dan Best Picture.
Di saat hype atau bisa disebut publikasi sensasional masih terjadi untuk film Guy Ritchie's The Covenant, referensi menarik untuk melihat sisi lain sebuah karya film adalah The Hurt Locker (2008).
The Hurt Locker membuktikan bahwa sebuah film budget kecil dan independen, bisa sukses dan dihargai oleh kritikus film.
Selain itu, kemenangan Bigelow adalah momen penting sejarah perfilman -seni dan industri di mana suara perempuan kurang terwakili, dan saat ini pun masih, setelah satu dekade berlalu. (*)
~ H.J.H.J.