Kehidupan bisa membawa seseorang ke berbagai tempat dan menghadapkan pada berbagai peristiwa.
Namun, tak jarang manusia terus mencari identitas dan tempat di mana dia berasal.
Bagi seseorang yang diadopsi, pencarian ini bisa menjadi semakin kompleks. Seseorang yang diadopsi seringkali memiliki keinginan untuk mencari akar dan identitas dirinya.
Namun, pencarian ini tidaklah mudah, terlebih lagi jika orang tua biologis tidak menginginkan kontak dengan anak yang diadopsi. Hal ini bisa membuat seseorang merasa kecewa dan tersakiti.
Namun, dalam pencarian identitas ini, manusia juga bisa menemukan koneksi yang tak terduga, misalnya bertemu dengan orang yang tak dikenal, yang kemudian menjadi sahabat dan penghubung dengan orang tua biologis.
Atau bahkan menemukan minat dan bakat baru, misalnya musik, yang muncul dari ketertarikan dengan instrumen yang ditemukan secara kebetulan.
Pada akhirnya, pencarian identitas bukanlah hanya tentang menemukan orang tua biologis, namun juga tentang menemukan diri sendiri... Jati diri...
Manusia bisa menemukan bagian dari dirinya yang hilang, atau bahkan menemukan sesuatu yang baru, dan tidak pernah dia pikirkan sebelumnya.
Itulah hasil renungan saya, setelah menonton film Return to Seoul yang disebut sebagai hasil 'keroyokan' internasional dalam produksinya.
Ini adalah film yang unik, dengan nuansa dan perspektif yang berbeda, dan menggunakan kisah seorang perempuan untuk mengeksplorasi kebenaran universal tentang kondisi manusia.
Return to Seoul atau dalam bahasa Prancis Retour a Seoul (judul aslinya: All the People I'll Never Be), adalah sebuah film drama tahun 2022 yang disutradarai dan ditulis oleh Davy Chou, dan dibintangi oleh Ji-Min Park sebagai anak adopsi Prancis berusia 25 tahun yang melakukan perjalanan ke Korea Selatan, mencari orang tua kandungnya.
Film berdurasi 1 jam 59 menit ini tayang premier di Cannes Film Festival pada tanggal 22 Mei 2o22, dan tahun 2023 terpilih sebagai perwakilan Kamboja untuk kategori Film Fitur Internasional Terbaik di Academy Awards ke-95.
Return to Seoul rilis di Kamboja pada tanggal 18 November 2022, dan di Prancis pada tanggal 25 Januari 2023.
Alur cerita
Seorang perempuan yang lahir di Korea Selatan dan diadopsi oleh orang tua Prancis, datang ke Seoul secara tidak sengaja setelah penerbangan menuju ke Tokyo dibatalkan.
Dia kemudian memutuskan untuk mencari orang tua kandungnya, dan akhirnya bertemu dengan ayah kandungnya. Meski awalnya tidak nyaman, dia setuju untuk tinggal bersama keluarga ayahnya selama tiga malam.
Namun dia kemudian merasa tidak nyaman dengan perhatian ayahnya yang terlalu banyak dan mulai menghindar.
Dia tetap tinggal di Seoul, menjalani kehidupan baru, dan menjalin komunikasi dengan ibu kandungnya. Dengan segala macam kejadian yang dia alami, akhirnya dia menemukan kebahagiaan miliknya sendiri di Seoul.
Berikut ini adalah trailer resmi Return to Seoul (2022) di kanal YouTube Sony Pictures Classics.
Ini adalah film yang menurut saya tidak bisa diprediksi, dan karakter utamanya punya 'magnet' tersendiri meskipun mungkin pada awalnya kehadiran dia tidak langsung membuat penonton senang atau menaruh simpati.
Park Ji-min sebagai pemeran utama adalah seorang seniman plastik, dan ini adalah debut dia sebagai aktris.
Konon selama pra-produksi, dia memiliki banyak pertanyaan dan kritik terkait naskah, dan mendorong sutradara Davy Chou untuk mengidentifikasi beberapa klise tentang peran gender, kalimat rayuan, atau pakaian yang secara tidak sadar dia masukkan ke dalam karakternya.
Alhasil, karakter dalam film ini merupakan produk dari mereka berdua. Ini menunjukkan, kadangkala karakter dalam sebuah film bisa terbentuk dari hasil kolaborasi dengan banyak diskusi.
Entah kenapa, sebenarnya banyak hal yang tidak masuk akal dalam film ini. Namun sebagai penggemar film yang tampil beda, saya tetap menikmatinya meskipun dengan durasi terlalu panjang untuk film bernuansa independen.
Saking masih bingung dengan film ini, saya hanya bisa berbagi renungan di awal tadi, dan tidak tahu apakah film ini harus direkomendasikan atau tidak. Hehehe...
Mungkin lebih baik Anda menonton video potongan berikut ini terlebih dahulu, baru memutuskan mau menonton atau tidak. (*)
~ H.J.H.J.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H