Cuaca terik dan panas ekstrem seperti yang terjadi belakangan ini di beberapa negara di Asia Selatan menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan pemerintah.
Hal ini tak terkecuali di Indonesia, dimana suhu tercatat mencapai 37,2C di stasiun pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada pekan lalu. Fenomena cuaca ini menyebabkan dampak yang cukup signifikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
BMKG memberikan informasi dan perkembangan terkait gelombang panas yang terjadi, sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri dan mengambil tindakan preventif yang tepat.
Cuaca dan kesehatan
Panas ekstrem bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Pada kondisi cuaca yang panas, tubuh manusia memerlukan banyak air untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil.
Namun, jika seseorang tidak mengonsumsi cukup air minum, bisa terjadi dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing, mual, dan bahkan kejang. Selain itu, panas yang berlebihan juga bisa memicu penyakit kulit, seperti ruam dan eksim.
Orang yang memiliki kondisi kesehatan yang rentan, seperti penyakit jantung atau paru-paru, bisa mengalami gejala yang bahkan lebih serius, seperti sesak napas dan bahkan pingsan.
Kurang minum air
Salah satu penyebab utama masalah kesehatan terkait cuaca terik dan panas ekstrem, adalah kurangnya kesadaran dan tindakan preventif dari masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka saat cuaca sedang panas.
Salah satu contoh konkretnya adalah kebiasaan minum air yang kurang dari yang seharusnya, terutama bagi orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan. Padahal, minum air yang cukup sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mencegah dehidrasi.
Selain itu, salah satu hal yang kadang terlewatkan adalah kurangnya kesadaran dalam memilih bahan pakaian yang tepat, padahal ini juga bisa meningkatkan risiko terkena dampak-dampak lain.
Dehidrasi bisa berakibat serius
Jika kebiasaan kurang minum air tidak diatasi, ini bisa berakibat pada meningkatnya angka kejadian penyakit yang berkaitan dengan panas, terutama pada orang yang rentan seperti lansia dan anak-anak.
Satu contoh yang paling jelas adalah meningkatnya kasus dehidrasi atau kekurangan cairan di dalam tubuh. Jika dehidrasi tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti kerusakan ginjal.
Dampak ini jelas bisa memengaruhi kesehatan dan produktivitas individu, serta membebani sistem kesehatan apabila kasus semacam ini berjumlah banyak.
“It is chronic water shortage in the body that causes most diseases of the human body.
- Dr. Fereydoon Batmanghelidj”
(Masaru Emoto, The Healing Power of Water)
“Kekurangan air yang kronis dalam tubuhlah yang menyebabkan sebagian besar penyakit pada tubuh manusia.”
Minum air dalam jumlah yang cukup
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tindakan preventif yang tepat saat cuaca sedang panas, sangatlah penting. Masyarakat sebaiknya benar-benar paham, pentingnya minum air yang cukup dalam kondisi cuaca apa pun.
Kampanye minum air bisa dimulai dari lingkungan sekitar kita sendiri, seperti keluarga, teman, atau rekan kerja. Kita bisa memulainya dengan saling mengingatkan tentang pentingnya minum air yang cukup, terutama saat cuaca sedang panas.
Kita juga bisa memperkenalkan cara-cara untuk meminum air yang lebih bervariasi dan menyenangkan, seperti dengan menambahkan irisan buah ke dalam air putih.
Selain itu, kita juga bisa membangun kebiasaan minum air yang sehat, seperti membawa botol air ke mana pun kita pergi, mengatur jadwal untuk minum air secara teratur, dan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung air seperti buah dan sayuran.
Tetap sehat di bawah panas menyengat
Cuaca terik dan panas ekstrem bisa menyebabkan dehidrasi, yang bisa mengancam kesehatan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meminum air yang cukup selama cuaca sedang panas.
Kita bisa memulainya dengan membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup dan teratur. Membawa botol air minum saat bepergian bisa membantu kita memastikan bahwa kita selalu memiliki akses ke air yang cukup.
Dengan memperhatikan asupan air yang cukup selama cuaca terik dan panas ekstrem, kita bisa menjaga kesehatan dan mengurangi risiko terkena dampak buruk yang memengaruhi kondisi tubuh kita.
Salam sehat. (*)
Referensi:
Gelombang Panas Asia Masih Berlangsung, Namun Tidak Terjadi di Indonesia: Masyarakat Agar Tidak Panik dan Tetap Waspada
~ H.J.H.J.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H