Setelah kembali dari pengalamannya di kehidupan setelah kematian, sang petinju memutuskan untuk mengejar karir keagamaan, melepas sarung tinjunya dan beralih menjadi seorang pendeta.
Dengan visinya yang baru, dia membuka sebuah klub komunitas bagi anak-anak untuk belajar tentang olahraga yang sangat dia cintai dengan bimbingan dari para ahli terbaik.
Namun, ketika berkhotbah dan mengajar tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, Foreman tertarik kembali ke dunia tinju.
Melalui serangkaian montase latihan (seperti halnya dalam film biografi olahraga yang baik), kita melihat Foreman kembali ke kondisi fisik terbaiknya dan bersiap untuk meraih kembali posisinya sebagai juara tinju kelas berat dunia. (*)
~ H.J.H.J.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H