Home recording adalah cara mudah dan murah untuk merekam musik di rumah dengan peralatan yang relatif sederhana. Simak wawancarita seru kali ini dengan Ricky Rock'n'roll, yang konon sangat mengidolakan Mick Mars dari Motley Crue.
Halo Ricky! terima kasih sudah hadir di sini!
Sama-sama Wan! Halo juga, halo semua!
Kita langsung nih... Menurut kamu, apa sih keuntungan dari home recording?
Wuih langsungan? Hahaha! Menurutku keuntungan home recording itu fleksibilitas waktu dan biaya. Dengan recording di rumah, aku bisa merekam musik kapan saja tanpa harus terikat jadwal studio yang sering kali terbatas. Hemat biaya pastinya.
Home recording juga bikin kita bebas untuk mengatur audio, terus kreativitas recording-nya. Segala macam bisa lebih cepat, terus kita jadi punya banyak waktu untuk eksplorasi ide musik, experimenting with audio. Mixing mastering juga diatur sendiri.
Paling-paling lemahnya home recording itu soal alat ya. Belum tentu bisa langsung pakai alat-alat rekaman kelas atas, soal fasilitas. Tools aja sebenarnya itu. Terus kalau teman yang kita libatkan belum pengalaman, ini juga butuh waktu buat kasih tahu.
Itu tadi sudah sampai kendala, ya... Apa lagi yang jadi kendala saat home recording?
Menurutku... kendala terbesar home recording itu kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknis rekaman, lalu menghasilkan rekaman yang berkualitas. Meskipun teknologi yang tersedia sekarang canggih-canggih, tapi tetep butuh pengetahuan.
Pertama kali aku nekat home recording dulu juga mengalami yang gitu-gitu. Ternyata cara mengatur microphone salah. Terus trik-trik buat handle DAW juga belum sip. Apalagi pas nekat mau mixing sendiri untuk pertama kali. Ambyar.
Soal alat-alat tadi kadang jadi kendala juga, kalau kita cuma mengandalkan murah, tapi kualitas parah. Microphone nih.. Banyak yang murah, tapi enggak bisa menangkap frekuensi tertentu, yang low misalnya. Jadi hasilnya cempreng, harus diulik lagi.
Gitu ya? Terus apa saja yang diperlukan saat orang ingin mulai home recording? Misalnya software tadi, dan hardware, apa saja?
OK. Satu, software DAW yang bisa dipakai untuk recording, editing, dan juga manipulasi audio, kalau istilahku. DAW itu Digital Audio Workstation. Ada banyak pilihan software DAW, ada Reaper, Ableton Live, macam-macam. Pilih yang paling pas.
Dua, hardware kayak microphone, headphone, terus speaker. Pilih alat-alat yang kualitasnya bagus supaya sound juga jernih, berkualitas. Untuk pilih microphone, pastikan browsing mic di internet, cari yang direkomendasikan orang banyak.
Tiga, komputer, atau laptop, yang spesifikasinya memadai untuk software DAW. Pastikan komputer atau laptop yang dipakai ini juga punya RAM yang cukup besar, lalu ruang di hard disk yang besar juga, untuk merekam dan menyimpan data.
Empat, peralatan tambahan... misalnya sound card, mungkin MIDI controller, ini juga bisa bantu buat home recording. Sound card fungsinya kira-kira untuk meningkatkan kualitas sound, terus MIDI controller bisa dipakai untuk memainkan instrumen virtual.
Banyak juga ya? Terus apa tips atau saran dari kamu, buat para pemula yang ingin mulai home recording?
Buat pemula... Yang penting itu belajar dulu soal teknik-teknik dasar recording, mixing, mastering. Ada banyak kok tutorial yang bisa diakses online, seperti di YouTube, jelas... atau forum-forum diskusi home recording, banyak. Belajar dan belajar, penting.
Selain itu... Apa ya. Jangan khawatir berlebihan soal peralatan yang canggih-canggih atau mahal-mahal. Peralatan yang sederhana dan terjangkau saja juga bisa, menghasilkan rekaman yang baik asal dipakai dengan benar. Mulai saja dulu dengan yang simple.
Jangan lupa juga untuk selalu bereksperimen dengan alat dan setting yang beda-beda, karena ini membantu untuk bisa ketemu sound yang unik. Konsisten latihan recording, karena skill ini enggak bisa didapat dalam waktu singkat. Kreatif, berani coba-coba.
Bagaimana cara kamu mengatur ruangan untuk home recording?
Pastikan ruangan yang dipilih itu enggak ramai atau berisik. Jangan sampai terganggu suasana di luar lah. Ini pengaruh banget ke mood kerja, dan pastinya mengganggu proses rekaman. Audio pas rekaman kan harus utuh... Harus bersih, hasil audionya.
Ruangan yang dipilih harus punya akustik yang baik. Ini membantu untuk rekaman audio secara jernih, natural. Untuk memperbaiki akustik ruangan, just in case akustiknya enggak asyik, konsultasi ke orang-orang interior, karena ini cukup tricky.
Microphone, speaker, sebaiknya taruh di tempat yang sudah diperhitungkan, supaya enggak terpengaruh sama pantulan suara atau getaran dari alat-alat lain. Teknik DIY untuk menyiasati ini masih bisa, di YouTube banyak.
Terus, ini yang suka pada lupa. Perhatikan juga cahaya sama ventilasi ruangan. Ruangan yang terangnya cukup, lalu punya sirkulasi udara yang baik, bisa membantu buat kondisi yang nyaman.. jadi bisa produktif untuk home recording.
Spesifik sekali... mantap. Saat recording, kamu lebih sering menggunakan software atau hardware?
Kombinasi. Ya software, ya hardware, untuk bikin dan rekam musik. Ada kelebihannya, ada kekurangannya, masing-masing punya faktor khusus buat dukung proses recording. Software kalo di recording itu kita menyebutnya digital, hardware itu analog.
Pas bikin musik pakai software, karena aku gitaris aku memanfaatkan efek-efek. Simulasi efek, sama amplifier, yang pilihannya bisa macam-macam. Terus instrumen virtual, disebutnya VSTi, kalau enggak salah itu: Virtual Sound Technology instrument.
Aku pakai VSTi buat instrumen tambahan kayak piano, keyboard, bunyi terus efek-efek sama tetek-bengek semua dari VSTi. Kita cuma tinggal membunyikan pakai MIDI controller. Kalau di aku itu bentuknya kayak keyboard, tapi enggak punya bunyi sendiri.Â
Untuk hardware, kalau aku ya gitar. Mau listrik, mau akustik, terus kalau listrik berarti ada efek analog yang memang aku suka sama fasilitasnya. Terus ampli kecil yang aku todong, aku kasih microphone buat menangkap bunyinya lalu direkam.
Ini tadi semua analog, hardware. Kabel, headphone, ini semua juga hardware kan. Pas pakai gitar akustik, harus pakai microphone lagi, untuk menangkap suaranya. Aku pakai dua kadang-kadang, satu ke lubang akustik gitar, terus satu ke gagangnya.
Jadi ya kesimpulannya, balance. Antara software sama hardware aku pakai sama-sama, semua sama pentingnya.
Apa saja tips yang bisa kamu bagikan untuk menghasilkan rekaman yang berkualitas?
Instalasi software di komputer harus sudah beres. Belum lagi segala macam setting-nya. Aku sendiri enggak menguasai soal ini, aku percayakan sama teman yang memang jago soal utak-atik komputer. Terus hati-hati dengan internet, rawan virus.
Microphone. Ini aku ulang-ulang karena memang vital. Cari microphone yang bisa satu untuk semua. Buat suara vokal dia bagus, buat bunyi instrumen dia juga bagus, intinya bisa mencakup jangkauan frekuensi yang luas. Jadi karakter audio apa pun dia bisa.
Bikin ruang dalam ruangan. Contohnya, aku bikin kotak kayu buat ampli gitarku, jadi pas rekaman aku bisa dapat isolasi bunyi yang bagus supaya hasilnya kering, dry, enggak terkontaminasi sama suara dari sumber lain.Â
Terus aku bikin juga sudut kayak di kamar mandi, ada pipa buat gantung tirai gitu, tapi ini untuk rekaman vokal. Lagi-lagi ini untuk isolasi suara, pas rekaman orang nyanyi, biola, perkusi tambahan, icik-icik itu: tamborine, shaker, dll.
Kalau drums aku rekaman di tempat lain. Ruanganku kecil... terus aku juga enggak punya banyak microphone untuk drums.
Buat peredaman sama akustik ruangan, cari teman atau kenalan yang pengalaman soal ini, jadi enggak salah treatment.
Pas rekaman, kasih headroom. Jangan merekam segala sesuatu terlalu keras, kalau-kalau ada lonjakan volume. Di indikator kan kita bisa lihat, lampu pastikan di hijau atau kuning, jangan sampai merah. Kalau sampai merah, peak, hasil audio pecah.
Saat editing, utamakan balancing, menggunakan panning dan gain trimming. Teknis banget sih ini. Intinya memaksimalkan hasil aslinya dulu, bukan langsung ditempelin efek sana-sini meskipun cuma equalizer. Audio bersih dari noise, dan semua terdengar.Â
Khusus mixing dan mastering, ini mungkin terlalu lama nanti dibahas, karena banyak hal-hal yang lebih teknis dan spesifik. Tapi buat pemula, saranku sih punya kenalan yang sudah pengalaman, supaya ada perspektif berbeda untuk hasil yang maksimal...
Waw, ternyata banyak sekali ya hal menarik seputar home recording? Terima kasih, sepertinya lain kali harus sambung lagi!
Hahaha, iya ya. Sama-sama, anytime, kapan-kapan boleh lah kita ngobrol lagi. (*)
Sesuai nama tajuk, ini adalah sebuah konten fiksi yang mungkin sangat jauh dari kebenaran. Semua ini sebagai sebuah hiburan belaka.
#wawancarita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H