Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh rendahnya ketersediaan sumber daya seperti buku, jurnal, atau artikel tentang budaya dan adat istiadat suku bangsa atau kelompok minoritas tertentu.
Baca juga:
Sejumlah Butir Renungan tentang Kurikulum Merdeka
Salah satu hasil akhir yang negatif adalah penurunan rasa percaya diri serta harga diri, bahkan kualitas hidup dan kesejahteraan pada kelompok minoritas yang mengalami diskriminasi, atau merasa terasing dari masyarakat luas.
Akan menjadi semakin runyam ketika muncul terjadinya ketidakadilan dan penindasan pada kelompok-kelompok tersebut, yang bisa memperburuk ketimpangan sosial dan merusak kohesi sosial masyarakat secara keseluruhan.
Hal ini bisa berdampak pula pada perkembangan emosional dan sosial dari individu maupun kelompok tersebut.
Selain itu, deprivasi budaya juga bisa mengurangi pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya Indonesia secara keseluruhan, yang bisa memperburuk hubungan antarsuku bangsa atau kelompok masyarakat di Indonesia.
Baca juga:
Mengembangkan Literasi di Indonesia
Salah satu jalan keluar yang bisa dipilih adalah dengan memperkuat pendidikan multikultural di semua jenjang pendidikan.
Hal ini bisa dilakukan dengan mengintegrasikan pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya Indonesia ke dalam kurikulum pendidikan, serta meningkatkan akses dan ketersediaan literatur serta materi pembelajaran yang mencakup perspektif dan pengalaman kelompok minoritas.
Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk selalu mendorong dialog antarsuku bangsa dan kelompok masyarakat, mempromosikan nilai-nilai inklusif dan toleransi, serta menghargai perbedaan sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.