Kado Apa?
Seorang istri membuka obrolan dengan suaminya, sambil memegang sebuah undangan pernikahan.
"Sayang, kita harus memikirkan hadiah untuk teman kita yang akan menikah ini. Kita harus memberikan hadiah yang bagus dan berkesan, tapi juga sesuai dengan budget kita."
Si suami menanggapi dengan santai.
"Iya, aku setuju. Tapi, aku nggak tahu apa yang akan mereka sukai. Kamu ada usul?"
Istri:Â
"Hmm, biasanya orang kan suka dengan hadiah yang berhubungan dengan keperluan rumah tangga. Misalnya, set perlengkapan dapur yang bagus, seperti panci atau wajan anti lengket. Atau, bisa juga berupa set peralatan makan."
Suami:
"Bagus... praktis, bermanfaat. Apa lagi?"
Istri:
"Atau... kita juga bisa memberi hadiah yang berhubungan dengan hobi mereka. Misalnya, jika mereka suka masak, kita bisa beli buku resep atau alat masak yang unik."
Suami:Â
"Ya tapi kan kita nggak yakin sama hobi mereka?"
Istri:Â
"Atau kalau mereka suka travelling, kita bisa memberi kado voucher hotel atau tiket pesawat untuk liburan romantis."
Suami:
"Ya itu... kita nggak yakin juga mereka suka travelling apa nggak..."
Istri:
"Lho kan bisa untuk mereka pakai berbulan madu?"
Suami:
"Oh iya ya... bener juga..."
Istri:
"Terus...? Mana yang menurutmu paling cocok?"
Suami:
"Aku rasa keperluan rumah tangga tadi terdengar biasa saja. Kenapa kita nggak memberikan hadiah yang lebih unik dan tak terduga?"
Istri:
"Aku ngerti maksudmu. Tapi, aku khawatir itu nanti jadi terlalu berlebihan dan mahal."
Suami:
"Hmm... iya juga sih..."
Istri:
"Memangnya hadiah unik dan nggak terduga itu, yang ada di benakmu apa?"
Suami:
"Ng... nggak tahu... Hehehehe."
Istri:
"Lho gimana sih? Ya udahlah, usulku tadi aja: keperluan rumah tangga. Udah pasti mereka akan butuh itu."
Si suami menjawab sembari mengambil undangan pernikahan dari tangan istrinya.
"Ya sudah... Aku sih setuju-setuju aja, daripada harus tahu soal hobi mereka kan... lho. Lho? Lho!"
Si istri menatap suaminya dengan heran sebelum bertanya.
"Kenapa sih, sayang?"
Suami:Â
"Ternyata acara pernikahan itu sudah lewat."
Istri:Â
"Lewat gimana?"
Suami:Â
"Ya lewat, tanggal pernikahannya ternyata kemarin. Kita terlambat!"
Si istri merebut undangan dari tangan suaminya sambil berujar gusar.
"Aduh... trus gimana ini? Gimana dong?"
Si suami kembali ke mode santai, dan menjawab sambil memandang istrinya yang sedang bengong.
"Ya sudah... tidak perlu repot-repot cari kado kan? Kan udah lewat?"
Istri:
"Ah ya jangan kayak gitu. Nggak enak kan kita, teman sendiri juga!"
Suami:
"Iya... ya sudah. Setelah ini nanti kita tetap pergi untuk beli kado sesuai keputusan kita tadi."
Istri:
"Keputusanku."
Suami:
"Sesuai keputusanmu tadi... terus kita cari waktu untuk ketemu mereka."
Istri:
"Kok ketemu mereka?"
Suami:
"Ya menyampaikan hadiah kita tadi kan? Kado sesuai keputusanmu tadi."
Istri:
"Nah... kalau ternyata mereka sudah berangkat bulan madu?"
Suami:
"Ya kita susul mereka. Kita sekalian bulan madu lagi aja."
Istri:
"Ngaco ah! Udah... aku mau mandi terus dandan, terus kita pergi beli kado..."
Suami:
"Sesuai keputusanmu. Iya, oke siap."
Si istri beranjak pergi meninggalkan suaminya yang masih santai dan tersenyum-senyum geli menanggapi kegusaran istri tercintanya itu.
Belum jauh si istri melangkah, si suami tiba-tiba menyeletuk lagi.
"Lain kali jangan lupa memastikan tanggal dalam undangan..."
Si istri pura-pura tak mendengar, tapi sesungging senyum muncul di bibirnya, karena dia sendiri juga geli dengan kejadian salah baca tanggal itu.
***
Baca juga:
Faktitius
~ H.J.H.J.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H