Kita hidup di masa yang serba modern, di mana teknologi semakin maju dengan pesat. Indonesia pun tidak ketinggalan untuk (sudah?) menyongsong era kecerdasan buatan.
Sebagai manusia yang bijaksana, kita harus bisa menggabungkan kemajuan teknologi dengan kearifan lokal kita. Sehingga, kita bisa berkembang dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan yang bermanfaat dan sesuai.
Baca juga:
Sejumlah Butir Renungan tentang Kurikulum Merdeka
Adaptasi dan kolaborasi
Kecerdasan buatan memang bisa saja mengubah banyak industri dan profesi, namun sebagai manusia, kita harus beradaptasi dengan perubahan dan membarui keterampilan kita agar tetap relevan di masa depan.
Kita juga bisa mempertimbangkan untuk memilih karir yang sulit digantikan oleh kecerdasan buatan, seperti pekerjaan yang membutuhkan kemampuan interpersonal, empati, kreativitas, dan pemecahan masalah kompleks.
Ingatlah bahwa kecerdasan buatan diciptakan untuk mendukung manusia, bukan menggantikannya, sehingga kita masih bisa berkolaborasi dan hidup berdampingan dengan kecerdasan buatan di masa depan.
Untuk menghadapi era kecerdasan buatan, kita perlu mengembangkan keterampilan teknologi, kreativitas, adaptabilitas, dan kemampuan belajar mandiri.
Kita bisa mulai belajar dari berbagai sumber seperti kursus online, buku, atau bergabung dengan komunitas. Pemerintah dan lembaga pendidikan juga perlu memberikan dukungan bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan tersebut.
Baca juga:
Membangun Potensi Generasi Muda di Bidang Kebudayaan
Persiapan Sumber Daya Manusia Indonesia
Indonesia masih perlu lebih mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi era kecerdasan buatan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain misalnya: peningkatan pendidikan dan pelatihan, peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, penerapan regulasi yang jelas, kolaborasi antara industri dan pendidikan, dan kesadaran akan dampak sosial dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan.