Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejumlah Butir Renungan tentang Kurikulum Merdeka

28 Maret 2023   02:42 Diperbarui: 28 Maret 2023   02:43 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Merdeka Belajar, Foto oleh Sasin Tipchai dari Pixabay

Kurikulum Merdeka menjadi perbincangan hangat di kalangan pelaku, pemerhati, dan pengamat pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang baru ini mengusung konsep pembelajaran yang lebih mengarah pada pengembangan potensi siswa, memperkuat karakter, dan menekankan pada aspek kreativitas dan inovasi. 

Tujuannya adalah untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi siswa untuk berkembang secara optimal, dan menggerakkan komunitas dalam konteks menimba ilmu yang membawa semangat merdeka belajar.

Motivasi Kurikulum Merdeka

Ada beberapa motivasi yang dapat menjadi alasan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran.

Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi siswa untuk mengembangkan potensi diri, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka siswa berkesempatan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Hal ini akan membuat mereka lebih terbuka dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Kurikulum Merdeka tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter. Siswa akan lebih terlatih dalam sikap, perilaku, dan nilai-nilai moral yang penting untuk kehidupan.

Hal lainnya lagi yaitu Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang lebih ringan, fleksibel, dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal ini akan mengurangi beban belajar siswa, sehingga mereka bisa lebih nyaman dan semangat belajar.

Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah: Kurikulum Merdeka dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan menerapkan kurikulum ini, diharapkan bisa terjadi perbaikan dan peningkatan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh.

Pengaruh Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberi dampak positif yang besar terhadap kualitas belajar. Salah satu cara untuk dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran di Indonesia adalah dengan kurikulum ini pengajar (guru, orang tua, pembina, pendamping, dan pemerhati pendidikan) diharapkan mampu mengembangkan metode belajar yang juga lebih kreatif dan inovatif, sehingga kualitas pengajaran akan semakin meningkat. 

Dengan adanya Kurikulum Merdeka, diharapkan akan terjadi perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di Indonesia, serta mampu menghasilkan generasi yang lebih berkualitas dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Orang tua dan Kurikulum Merdeka

Peran orang tua sangat penting dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di lingkungan keluarga. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung penerapannya antara lain:

  • Mendukung proses belajar di rumah dengan memberikan fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan oleh anak, seperti buku-buku, alat tulis, dan media pembelajaran.
  • Mengikuti perkembangan pembelajaran anak agar bisa memberikan dukungan yang tepat, memperhatikan kebutuhan belajar.
  • Mendorong anak untuk aktif dan partisipatif dalam kegiatan belajar, baik di rumah maupun di sekolah.
  • Mendukung pembelajaran akademik, serta membantu mengembangkan potensi anak di luar akademik, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial.
  • Menjalin komunikasi yang baik dengan guru dan sekolah untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan belajar anak dan mendiskusikan cara terbaik untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di rumah.

Dengan mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di lingkungan keluarga, orang tua bisa membantu memperkuat pengembangan karakter dan potensi anak, serta memperbaiki kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Peran pemerhati pendidikan

Pihak sekolah dapat melibatkan pemerhati pendidikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka dengan beberapa cara, antara lain:

  • Mengadakan forum diskusi dan seminar tentang Kurikulum Merdeka dan mengundang pemerhati pendidikan untuk berpartisipasi dalam diskusi tersebut. Hal ini bisa membantu pihak sekolah untuk memperoleh pandangan dari berbagai perspektif dan memperkaya pemahaman mengenai Kurikulum Merdeka.
  • Membuat program mentoring (bimbingan) oleh pemerhati pendidikan untuk membantu memperbaiki kualitas belajar di sekolah. Pemerhati pendidikan bisa membantu pihak sekolah untuk memperbaiki strategi pembelajaran, mengembangkan materi belajar yang menarik, dan meningkatkan kualitas pengajaran guru.
  • Mengadakan kegiatan kerjasama dengan pemerhati pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Kegiatan kerjasama ini bisa berupa pengembangan kurikulum, penyediaan bahan ajar, atau pelatihan bagi guru dan siswa.
  • Mengadakan observasi pembelajaran bersama pemerhati pendidikan untuk memperoleh umpan balik dan saran dari pihak luar mengenai kualitas pembelajaran di sekolah.

Dengan melibatkan pemerhati pendidikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka, pihak sekolah bisa memperoleh sudut pandang lain dan saran yang berharga dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Mendorong komunitas belajar

Untuk menggerakkan komunitas belajar dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka, beberapa caranya antara lain:

  • Melakukan sosialisasi kepada komunitas belajar, seperti orang tua siswa dan masyarakat sekitar, tentang konsep dan tujuan dari Kurikulum Merdeka. Dalam sosialisasi ini, dijelaskan pula tentang peran mereka dalam mendukung implementasinya.
  • Melibatkan komunitas belajar dalam proses pengembangan dan evaluasi kurikulum. Melalui kegiatan ini, komunitas belajar dapat memberikan masukan dan saran yang berharga bagi pengembangan kurikulum.
  • Menyelenggarakan pelatihan bagi orang tua siswa dan masyarakat sekitar tentang cara mendukung pembelajaran di rumah. Orang tua siswa bisa memperoleh pemahaman tentang cara mendampingi anak dalam proses belajar di rumah, dan masyarakat sekitar memperoleh pemahaman tentang pentingnya pendidikan anak dan peran mereka dalam mendukung proses belajar.
  • Mengembangkan kemitraan dengan pihak lain, seperti lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, dan organisasi masyarakat. Dalam kemitraan ini, komunitas belajar bisa terlibat dalam berbagai program pembelajaran yang diselenggarakan oleh pihak-pihak tersebut.

Dengan menggerakkan komunitas belajar untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka, diharapkan tercipta sinergi antara pihak sekolah, orang tua, masyarakat sekitar, dan pihak lain dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anak.

"Membangun ekosistem belajar jauh lebih penting daripada sibuk dengan teknik-teknik belajar yang kini marak sebagai komoditi sekolah bagi para siswa dan orang tua yang keblinger pada dorongan 'kesuksesan'."

(Toto Rahardjo, Sekolah Biasa Saja: Catatan Pengalaman Sanggar Anak Alam)

Integrasi nilai-nilai sosial budaya

Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk mengembangkan karakter peserta didik, termasuk karakter yang berkaitan dengan kearifan lokal dan budaya Indonesia.

Oleh karena itu, kurikulum ini bisa mengintegrasikan nilai-nilai sosial budaya Indonesia ke dalam pembelajaran melalui beberapa cara, yaitu:

  • Kurikulum Merdeka dikembangkan dengan mengacu pada kebudayaan sebagai sumbernya.
  • Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah untuk memahami nilai-nilai sosial budaya yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
  • Materi pembelajaran bisa disusun dengan memperhatikan nilai-nilai sosial budaya yang ada di sekitar siswa. Misalnya, ketika belajar sejarah, materi dapat disusun dengan memperhatikan peran tokoh-tokoh nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan.
  • Penggunaan media pembelajaran yang berbasis budaya, seperti musik, tari, dan seni rupa, bisa digunakan untuk belajar. Dengan demikian, siswa bisa lebih mudah memahami nilai-nilai sosial budaya yang diintegrasikan dalam pembelajaran.

Melalui integrasi nilai-nilai sosial budaya ke dalam pembelajaran, diharapkan siswa bisa lebih memahami dan menghargai kearifan lokal dan budaya Indonesia, sehingga bisa terbentuk karakter yang lebih baik dan memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi.

Implementasi di daerah dengan keterbatasan

Implementasi Kurikulum Merdeka di daerah yang masih memiliki keterbatasan sumber daya menjadi tantangan tersendiri. Namun, hal ini tidak berarti bahwa implementasi itu tidak bisa dilakukan di daerah tersebut.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi soal ini adalah:

  • Disesuaikan dengan kondisi daerah, sehingga kurikulum tersebut dapat diimplementasikan dengan lebih efektif. Misalnya, dikembangkan dengan memperhatikan kearifan lokal setempat.
  • Guru perlu mendapatkan pelatihan dan pendampingan yang cukup untuk dapat mengimplementasikan kurikulum ini dengan baik. Dalam hal ini, pihak Dinas Pendidikan dapat bekerja sama dengan organisasi dan lembaga pendidikan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan.
  • Keterbatasan sumber daya dapat diatasi dengan penggunaan teknologi sebagai alternatif pembelajaran. Misalnya, penggunaan e-learning bisa diimplementasikan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya di daerah yang sulit dijangkau.
  • Masyarakat bisa menjadi mitra dalam implementasi Kurikulum Merdeka di daerah tersebut, dan membantu dalam penyediaan fasilitas pendidikan serta membantu mengawasi pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Dalam implementasi ini, perlu adanya kerjasama antara berbagai pihak, baik pemerintah, organisasi dan lembaga pendidikan, guru, dan masyarakat. Dengan adanya kerjasama yang baik, implementasi Kurikulum Merdeka ini bisa dilakukan dengan efektif dan efisien.

Praktik baik, semua merdeka

Beberapa praktik baik dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang bisa diadopsi sebagai suplemen adalah:

  • Mengintegrasikan pembelajaran dan kegiatan praktik yang berbasis pada lingkungan sosial dan budaya yang ada di sekitar sekolah. Hal ini dapat membantu siswa dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi untuk belajar bersama dan mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang realitas sosial budaya yang ada di sekitar mereka.
  • Menerapkan pendekatan pembelajaran yang kolaboratif dan interaktif untuk mendorong keterlibatan siswa dalam diskusi, refleksi, dan tindakan yang bertanggung jawab.
  • Mengukur hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan penilaian yang berorientasi pada kompetensi, dan memberikan umpan balik yang sesuai untuk memperbaiki kinerja siswa dan guru.
  • Menyediakan sumber daya dan fasilitas pendukung yang memadai untuk membantu implementasi Kurikulum Merdeka, seperti buku-buku referensi, peralatan praktikum, dan fasilitas laboratorium. Hal ini dapat membantu meningkatkan akses siswa ke sumber daya dan aspek-aspek pendukung yang diperlukan untuk belajar.

Dengan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara tepat, juga bisa membantu mengatasi kesenjangan sosial dalam pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini dapat membantu memperluas kesempatan belajar siswa dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi, serta membantu meningkatkan kualitas pembelajaran secara umum.

Fasilitasi dari Pemerintah Indonesia

Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di Indonesia. Dukungan tersebut antara lain meliputi penyediaan dana untuk memfasilitasi implementasi kurikulum ini di sekolah-sekolah, serta pembuatan kebijakan yang bisa menjamin keberlangsungan. Dengan dukungan pemerintah yang kuat, diharapkan penerapan Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Merdeka Belajar!

Referensi:

"Inilah Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka SD, SMP, SMA/SMK" (detik.com)

"Merdeka Belajar, Ikhtiar Memperkuat Pilar Pendidikan" (kemenkopmk.go.id)

"Sosok Putri, Dekatkan Akses Pendidikan bagi Anak-anak di Pedalaman" (edukasi.kompas.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun