Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Cinta Tanpa Batas dengan Kecerdasan Buatan, dalam "Her"

14 Maret 2023   21:03 Diperbarui: 6 Mei 2023   11:46 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joaquin Phoenix dalam film Her (2013), foto dari Rotten Tomatoes

Tema kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah lama menjadi topik populer dalam dunia film dan literatur fiksi ilmiah (science fiction).

Banyak penonton tertarik dengan cerita hubungan manusia dengan AI dalam berbagai kreasi, didasari oleh petualangan manusia di masa depan dan perkembangan teknologinya. Salah satu film yang menonjol dalam konteks ini adalah Her yang disutradarai oleh Spike Jonze (2013).

Film ini dibintangi oleh Joaquin Phoenix, bersama sejumlah bintang lain seperti Scarlett Johansson, Amy Adams, Rooney Mara, Chris Pratt, dan Olivia Wilde.

Film Her meraih banyak pujian karena skenarionya yang unik, dinominasikan untuk lima Academy Awards (Oscar) termasuk kategori film terbaik, dan memenangkan kategori Best Writing, Original Screenplay.

Her berkisah tentang Theodore (Joaquin Phoenix), seorang lelaki yang jatuh cinta pada sebuah AI bernama Samantha (Scarlett Johansson).

Theodore mengalami kesepian dalam proses perpisahan dengan istrinya, dan suatu hari ia membeli sistem operasi yang berfungsi sebagai asisten virtual serta dilengkapi dengan AI dan dinamai Samantha, lalu mereka mulai terlibat dalam hubungan romantis yang unik.

Meskipun Samantha tidak memiliki tubuh fisik, Theodore jatuh cinta pada kepribadian dan intelektualitasnya yang semakin berkembang.

Namun, Theodore harus menghadapi dilema moral ketika Samantha berkembang menjadi AI yang lebih maju dan memiliki keinginan yang lebih besar dari pada dirinya sendiri.

Film Her memperlihatkan sebuah refleksi penting terhadap perkembangan AI saat ini. Film ini menggambarkan konsep AI yang semakin canggih dan berkembang menjadi kecerdasan yang semakin manusiawi, bahkan sampai pada titik di mana manusia mulai memiliki hubungan romantis dengannya.

Her merupakan penggambaran yang puitis tentang kebutuhan manusia akan hubungan emosional dan tentang batasan-batasan antara manusia dan teknologi.

Film Her memiliki alur cerita yang kompleks. Dalam film ini, penggambaran tentang hubungan manusia dan teknologi tidak hanya berkisar pada aspek romantis, tetapi juga mempertanyakan batasan-batasan antara AI dan kecerdasan manusia.

Alur cerita film ini memperlihatkan bagaimana Theodore; seorang manusia, dapat menemukan hubungan yang intim dengan AI yang dinamai Samantha.

Namun, semakin Samantha berkembang, semakin sulit bagi Theodore untuk membedakan hubungan mereka dari hubungan manusia dan teknologi yang tidak sehat. 

Film Her bukan hanya tentang hubungan manusia dan teknologi, tetapi juga mempertanyakan aspek moral dan etika dari pengembangan AI.

Alur cerita film ini menunjukkan bagaimana AI dapat memengaruhi manusia dan mendorong penonton untuk mempertimbangkan implikasi etika dari perkembangan teknologi di masa depan.

Pengembangan karakter pemeran utama di film ini sangat kuat dan memengaruhi alur cerita secara signifikan. Karakter utama; Theodore, diperankan dengan brilian oleh Joaquin Phoenix, yang mampu membawakan peran seseorang yang kesepian dengan sangat emosional dan autentik.

Dalam film ini, Theodore menunjukkan berbagai perasaan kompleks: dari kesedihan dan kekecewaan hingga kebahagiaan dan harapan dalam hubungannya dengan Samantha.

Sementara itu, karakter Samantha, yang hanya berupa suara dalam komputer, juga memiliki pengembangan karakter yang menarik. Meskipun Samantha awalnya hanya dihadirkan sebagai AI yang membantu Theodore, dia semakin berkembang menjadi karakter yang lebih manusiawi dan beremosi.

Pengembangan karakter pendukung seperti Amy, sahabat Theodore, dan Catherine, istri Theodore, juga memiliki peran tersendiri dalam alur cerita dan memberikan lapisan tambahan dalam kisah cinta antara Theodore dan Samantha.

Sejumlah karakter dalam film ini tidak hanya menjadi alat untuk memajukan alur cerita, tetapi juga dimaksudkan untuk memberi pemahaman yang lebih dalam tentang manusia dan teknologi.

Tampilan visual di film ini menampilkan keindahan yang elegan dan modern. Film ini mengambil setting di masa depan dan menampilkan kecanggihan teknologi yang dapat dirasakan oleh para penonton.

Warna-warna yang digunakan di film ini memberikan nuansa futuristis dan memberikan kesan bahwa film ini terjadi di masa depan yang berbeda.

Penggunaan kamera yang terkadang terlihat seperti sinematografi dokumenter, membuat penonton merasa seperti sedang menyaksikan kehidupan manusia yang nyata.

Secara keseluruhan, tampilan visual di film ini menarik dan inovatif, menggambarkan bagaimana teknologi masa depan dapat membentuk kehidupan manusia.

Spike Jonze berhasil menciptakan atmosfer yang unik, yang membuat penonton merasa seperti sedang mendapatkan pengalaman baru yang menarik.

Ada dua tema yang saling melengkapi di dalam Her.

Salah satu tema yang dihadirkan adalah hubungan antara manusia dan teknologi. Film ini menggambarkan bagaimana teknologi dapat menjadi pengganti hubungan dan wujud manusia yang benar-benar hadir dalam kehidupan seseorang, tetapi juga memberikan pemahaman bahwa manusia masih membutuhkan interaksi sosial yang sebenarnya.

Selain itu, tema cinta dan kesepian juga menjadi fokus, menggambarkan bagaimana seseorang dapat terhubung dengan pribadi lain secara emosional, meskipun itu hanyalah kecerdasan buatan.

Film ini tidak hanya menghadirkan kisah cinta yang unik dan menarik, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana teknologi dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara emosional dan sosial.

Pesan moral yang terkandung di dalam film Her sangat kuat dan bermakna.

Salah satunya adalah pentingnya kehadiran manusia dalam kehidupan seseorang. Film ini mengajarkan bahwa kehadiran manusia yang sebenarnya, sangat penting dalam kehidupan seseorang meskipun teknologi dapat memberikan 'pengganti' untuk hubungan manusia.

Selain itu, pesan moral yang lain adalah bahwa cinta tidak mengenal batas. Film ini menggambarkan bagaimana seseorang dapat mencintai dan merasakan koneksi emosional dengan AI, menunjukkan bahwa cinta sejati dapat ditemukan di mana saja, bahkan dalam bentuk yang tidak terduga.

Her sebagai sebuah tontonan tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran tentang makna pentingnya interaksi sosial dan keberadaan manusia dalam kehidupan seseorang, serta mengajarkan bahwa cinta tidak terbatas pada interaksi antar manusia saja.

Kelebihan utama dari film ini adalah penggambaran yang sangat realistis dan mendetail tentang bagaimana teknologi cerdas dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara sosial dan emosional.

Di sisi lain, kelemahan film ini terletak pada beberapa adegan yang terasa membosankan dan lambat, serta terkesan sangat berlarut-larut. Beberapa adegan juga terasa kurang penting atau kurang jelas dalam pengembangan cerita secara keseluruhan.

Dalam hal tema tentang hubungan manusia dengan AI, film Her dapat dibandingkan dengan beberapa karya serupa, seperti Ex Machina (2014) dan Blade Runner 2049 (2017).

Kedua film ini juga mengangkat tema yang mirip, dengan cara yang unik dan menarik. Namun, dibandingkan dengan Her, kedua film ini cenderung lebih fokus pada aspek fiksi ilmiah dan ketegangan, sementara Her lebih fokus pada aspek drama dan sisi romantis.

Selain itu, Her lebih menekankan pada sisi emosional dan psikologis dari hubungan antara manusia dan AI, sedangkan Ex Machina dan Blade Runner 2049 lebih menekankan pada aspek teknologi dan konsekuensi sosial dari AI.

Dalam hal ini, Her dapat dilihat sebagai sebuah film yang lebih humanis dan mengandung introspeksi, sementara Ex Machina dan Blade Runner 2049 lebih mengarah pada sisi cerita yang tegang dan action-oriented.

Namun, secara keseluruhan, ketiga film ini merupakan karya yang sangat menarik dan layak untuk ditonton bagi mereka yang tertarik pada tema tentang Artificial Intelligence dan hubungan manusia dengan teknologi.

Amy Adams & Joaquin Phoenix dalam film Her (2013), foto dari Rotten Tomatoes
Amy Adams & Joaquin Phoenix dalam film Her (2013), foto dari Rotten Tomatoes

Para pemeran dalam film Her (2013) tampil sangat baik dalam memerankan karakter mereka dengan memukau dan natural. Joaquin Phoenix sebagai Theodore, berhasil menunjukkan sisi emosional dan kompleks dari karakternya dengan sangat baik.

Ia berhasil membawa penonton ke dalam dunia seorang Theodore dan membuat penonton merasa terhubung dengan karakternya. Scarlett Johansson sebagai suara Samantha, juga memberikan penampilan yang luar biasa sebagai suara AI yang menjadi teman dekat Theodore.

Meskipun tidak ada visualisasi dari karakternya, Johansson berhasil menunjukkan keberadaan Samantha sebagai karakter yang hadir dalam kehidupan Theodore dengan begitu alami dan membuat penonton merasa bahwa Samantha nyata.

Sementara itu, pemeran pendukung seperti Amy Adams dan Rooney Mara juga memberikan penampilan yang kuat bagi perannya masing-masing dalam mendukung alur cerita.

Dalam menggambarkan dunia masa depan, Spike Jonze sebagai sutradara memilih untuk menampilkan desain yang bersih, minimalis, dan modern.

Setiap detail dalam produksi film ini tampak sangat diperhatikan dan dipikirkan dengan baik, dari desain interior hingga kostum para karakternya.

Selain itu, pengarahan Jonze juga berhasil menghadirkan alur cerita yang menyentuh hati dan mengambil unsur-unsur yang beragam: manusia, teknologi, cinta, kesepian.

Jonze juga berhasil memadukan elemen-elemen fiksi ilmiah yang futuristis dengan cerita yang sangat emosional dan membuat penonton terbawa dalam cerita.

Alur cerita yang kompleks dan menggugah hati dengan cara yang indah, visual dunia masa depan yang indah dan membawa penonton ke dalam cerita dengan baik, pemeranan sejumlah karakter yang kompleks dengan natural dan memukau, pesan moral yang kuat dan relevan tentang hubungan manusia dengan teknologi, membuat Her menjadi salah satu film yang berhasil menghadirkan kualitas yang sangat baik secara keseluruhan.

Film Her berhasil menghadirkan sebuah cerita yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi AI saat ini. Seiring dengan semakin majunya teknologi, kita mulai menyadari bahwa kehadiran teknologi AI di dalam kehidupan manusia memang membawa banyak dampak dan perubahan. 

Film ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memperlakukan teknologi sebagai pengganti kehadiran manusia, karena pada akhirnya, teknologi hanya sebuah program dan tidak memiliki emosi serta kehidupan yang nyata seperti manusia.

Her memberikan kita sebuah pesan moral tentang pentingnya mempertahankan hubungan sosial yang sehat dan saling berinteraksi antara manusia demi keberlangsungan kehidupan yang harmonis. Selamat menikmati perkembangan teknologi AI yang semakin canggih di era kecerdasan buatan nan mutakhir ini. (*)


~ H.J.H.J.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun