3. Cek transportasi wisata
Wisata yang tujuannya adalah mendapatkan kesenangan lahir batin, kerap dinodai karena adanya masalah transportasi. Hal ini kerap terjadi karena tidak adanya transparansi dari penyedia layanan dengan para peserta wisata. Khususnya perihal moda transportasi apa yang hendak dipergunakan.
Kondisi kendaraan yang hendak dipakai tidak jarang memakai varian yang minimalis, yang tak lain demi menghemat biaya. Suatu hal yang tentu merugikan peserta wisata yang rata-rata punya ekspektasi lebih ketika mengikuti kegiatan open trip ataupun mandiri.
4. Pahami lokasi wisata tujuan
Hal ini menjadi salah satu yang penting dalam melakukan perjalanan wisata. Tak lain karena faktor kondisi geografis lokasi wisata yang biasanya asing bagi peserta open trip. Memahami kondisi geografis tentu dapat meningkatkan kewaspadaan wisatawan, apalagi jika perjalanan wisata berkenaan dengan alam terbuka.
Langkah penting dapat diambil secara mandiri, jika terjadi hal-hal diluar prediksi. Semisal terjadi bencana alam, atau peristiwa yang tidak kita sadari antisipasinya. Memahami kondisi geografis tentu jadi hal utama dalam mode survival, khususnya dalam upaya menyelamatkan diri.
5. Simpan kontak darurat
Kontak darurat atau nomor penting yang dapat dihubungi, tak melulu harus mengandalkan gadget. Khususnya bila terjadi hal urgen yang mengharuskan untuk segera menghubungi pihak-pihak terkait. Seperti nomor telepon polisi, rumah sakit, ataupun kontak darurat area wisata yang jadi tujuan.
Menyimpan kontak darurat bisa dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan wisata. Baik dalam bentuk tulisan/catatan yang bisa disimpan dengan baik ditempat yang aman dan terjangkau.
.
5 aspek diatas kiranya adalah menjadi poin-poin penting yang dapat dipahami para pelaku perjalanan wisata. Tak lain demi mode nyaman dan keselamatan kala kita hendak melakukan healing dalam berbabagi momen dan kesempatan. Semoga bermanfaat.