2. Tanah Jawa kalungan wesi, artinya Pulau Jawa berkalung besi. Tak lain adalah masa kehadiran kereta api.
3. Prahu mlaku nang dhuwur awang-awang, artinya perahu berjalan di angkasa. Semisal lahirnya era pesawat terbang.
4. Kali ilang kedhunge, artinya sungai kehilangan mata air. Yakni, sungai-sungai yang menjadi dangkal karena faktor pembangunan.
5. Pasar ilang khumandang, artinya pasar kehilangan keramaian. Hadirnya berbagai pasar digital yang kita ketahui saat ini.
Selain itu, ada beberapa ungkapan yang menarik dalam realitas politik, seperti:
1. Akeh janji ora ditepati, artinya banyak janji yang tidak ditepati. Tak lain adalah para pejabat yang berumbar janji kala kampanye.
2. Akeh wong wani langgar sumpah, artinya banyak orang berani melanggar sumpahnya. Semisal kasus korupsi para pejabat publik.
3. Wong jahat munggah pangkat, artinya orang jahat naik pangkat. Apalagi jika bukan mantan koruptor yang jadi pejabat.
4. Ratu ora nepati janji, artinya pemimpin yang tidak menepati janji. Dalam hal ini tentu bagaimana kita melihatnya secara realistis.
5. Kana kene rebutan unggul, artinya disana sini berebut menang. Tak lain adalah iklim politik yang hanya fokus pada elektabilitas.
Dalam aspek budaya, ada beberapa realitas yang sekiranya terjadi saat ini, seperti: