Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Visi dan Misi Bukan Sekadar Janji Politik

4 Desember 2023   07:30 Diperbarui: 5 Desember 2023   09:16 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sulitnya memenuhi janji politik. (Sumber: HERYUNANTO)

Perhelatan pesta demokrasi terbesar tak lain adalah pegelaran Pemilu. Sebuah peristiwa yang selalu dijalani dalam sistem yang positif dengan tujuan mencari Putra Terbaik Bangsa. Momentum menentukan siapa yang pantas memimpin bangsa Indonesia secara jurdil.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sudah jadi agenda lima tahunan yang pastinya seru untuk diikuti. Khususnya sejak Pemilu pertama kali diadakan pada tahun 1955 silam.Tak terkecuali proses yang menyertai dengan berbagai dinamika yang terjadi.

Entah dalam aspek ideologis, ataupun perihal visi misi dari setiap kontestan yang tampil. Termasuk seluruh partai-partai politik yang berperan menjadi motor politik setiap Paslon yang digadang-gadang sebagai kontestan Pemilu.

Baik dari pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming, ataupun Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Pada perhelatan Pemilu 2024 mendatang.

Pemilu dan Janji Politik

Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Miriam Budiarjo, dalam Ilmu Politik, bahwa janji politik adalah bagian dari proses check and balance pemerintahan. Lantaran muasalnya terdiri dari sekelompok orang yang terorganisir dan memiliki tujuan sama (visi misi).

Bukan sekedar memberi janji politik, melalui visi misi kala kampanye berlangsung. Baik yang disosialisasikan oleh barisan pendukung atau para relawannya. Melainkan menjadi sebuah proyeksi melalui berbagai agenda yang hendak dijalankan.

Tentunya demi merealisasikan janji politik kala kampanye diselenggarakan. Melalui berbagai kebijakan publik yang diberikan sebagai wujud komitmennya. Walaupun harus melalui dinamika pemerintahan yang tidak dapat diprediksi.

Tak lain karena dinamika politik yang biasanya terjadi adalah problematika pembentukan kabinet. Deal politik antar partai pengusung biasanya menghasilkan berbagai kepentingan dalam sebuah kabinet. Termasuk oposisi yang muncul sebagai antitesanya.

Namun, kita tidak akan sentuh area deal politik antar partai. Melainkan deal politik antara kontestan Pemilu dengan konstituennya. Para calon (Capres dan Cawapres) tentu memiliki visi misi yang dijadikan media komunikasi politik dengan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun