Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Intifada, Rekam Sejarah Perjuangan Rakyat Palestina

24 November 2023   06:49 Diperbarui: 29 November 2023   19:15 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persetujuan gencatan senjata yang dilakukan pada tanggal 8 Februari 2005, pun terjadi karena dukungan rakyat kepada Hamas semakin menguat. Hal inilah yang membuat Israel khawatir, akan terjadinya perlawanan besar dari Hamas beserta koalisinya.

Intifada Ketiga

Perseteruan antara Hamas dengan Israel yang meletus beberapa waktu lalu, dianggap sebagai peristiwa Intifada Ketiga. Tak lain karena peta kekuatan pasukan pembebas Palestina semakin besar seiring waktu.

"Kekhawatiran Israel akhirnya terjadi", demikian kiranya pernyataan yang tepat. Serangkaian serangan Hamas terhadap daerah yang dikuasai Israel, berujung pada pertempuran terbuka. Tanggal 7 Oktober 2023, menjadi catatan sejarah penting yang dicatat dunia.

Operasi Badai Al-Aqsa, demikianlah tajuk utama yang termuat pada laman-laman berita dunia. Pasukan Hamas, hingga kini masih melakukan perlawanan terhadap tentara Israel yang menyerang pemukiman sipil rakyat Palestina.

Termasuk area yang dilarang diserang dalam suatu peperangan, seperti penduduk sipil, lokasi pengungsian dan rumah sakit. Tembok pemisah antara Gaza dan Israel menjadi sasaran utama Hamas dan para militan Palestina. Termasuk instalasi militer Israel targetnya.

Disebutkan pula korban yang jatuh pada peristiwa Intifada Ketiga ini telah mencapai 14.000 jiwa. Dimana hingga artikel ini dimuat, pertempuran masih berlangsung dengan sengit di Palestina.

Semoga lekas ada upaya penghentian pertempuran, atas alasan kemanusiaan. Ribuan anak yang turut menjadi korban, adalah bukti, bagaimana kekejaman perang dapat berlaku bagi setiap manusia. Tak terkecuali para perempuan dan lansia.

Namun, upaya pembebasan bagi rakyat Palestina tentulah menjadi tujuan utamanya. Karena sejatinya "kemerdekaan ialah hak bagi segala bangsa". Seperti yang kerap dikemukakan sebagai dasar utama dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

Semoga bermanfaat, salam damai, dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun