Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Abu Ubaidah bin Al Jarrah Pembebas Palestina

20 November 2023   06:30 Diperbarui: 20 November 2023   06:45 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Yarmuk (sumber: Wikimedia Commons via kompas.com)

Belakangan ini kita kerap dengar seorang tokoh Palestina bernama Abu Ubaidah. Sebagai seorang pejuang pembebas Palestina, nama beliau memang memiliki sejarahnya sendiri bagi bangsa Palestina. Dengan karakteristik yang identik dan serupa penggambaranya.

Namun, bukan Abu Ubaidah yang tengah viral kini. Melainkan Abu Ubaidah bin Al Jarrah r.a yang juga pernah viral saat menggantikan Khalid bin Walid r.a, ketika tengah mengatasi ekspansi bangsa Romawi di Palestina di masa silam.

Lantas, bagaimana kisah sejarah Abu Ubaidah bin Al Jarrah? Demikian kiranya kilas rangkuman sejarahnya, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Masa muda Abu Ubaidah bin Al Jarrah

Dijelaskan menurut Muhammad Sa'id Mursi dalam "Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah", bahwa Abu Ubaidah bin Al Jarrah adalah seorang anak dari tokoh kaum Quraisy.

Sebagai keturunan dari tokoh terpandang Quraisy, Abu Ubaidah memiliki privilege penting di masa-masa syiar Islam. Namun, beliau berbeda dengan para penentang Nabi Muhammad SAW lainnya. Abu Ubaidah dianggap cenderung tidak memiliki keistimewaan.

Karakternya memang rendah hati, dan tidak suka terpengaruh dengan keadaan sekitar. Termasuk kala beliau memutuskan untuk masuk Islam, usai Abu Bakar Ash Siddiq r.a. Keputusannya untuk memeluk Islam, lebih kuat dari pengaruh ayahnya sekalipun.

Khususnya kala masa syi'ar Islam semakin masif dikabarkan. Abu Ubaidah termasuk dalam para sahabat Rasulullah SAW yang selalu setia mendampingi Nabi Muhammad SAW. Baik kala damai, ataupun kala perang berkecamuk.

Masa Perjuangan Syi'ar Islam

Hadist riwayat At-Tirmidzi menjelaskan bahwa Abu Ubaidah bin Al Jarrah merupakan 10 sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga. Bahkan dipercaya sebagai (aminul umah) selain dari Umar bin Khattab r.a.

Setiap kali terjadi pertempuran antara umat Islam dengan kaum Quraisy, Abu Ubaidah selalu hadir dengan kemahiran bertempurnya. Tak terkecuali kala Perang Badar dan Uhud berkecamuk dengan hebatnya. Beliau selalu tampil sebagai pejuang utama.

Bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan, Abu Ubaidah berada disisi Rasulullah SAW kala beliau tengah terluka dalam sebuah pertempuran. Hingga pernah didaulat oleh Rasulullah SAW sebagai panglima perang Dzatus Salasil.

Kala syi'ar Islam masuk ke daerah Syam, Abu Ubaidah bersama Khalid bin Walid sukses memukul mundur pasukan Romawi. Hal tersebut berangkat dari suksesi di Persia dan Irak, seperti ungkap Husayn Ahmad Amin dalam "Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam".

Kemenangan pasukan Islam di kawasan Mesopotamia hingga Syam, menunjukkan betapa cepatnya syi'ar Islam dalam mencapai kegemilangan. Duet maut bersama Khalid bin Walid pun sukses ketika Perang Yarmuk meletus di Yordania dan Palestina.

Masa Perang Yarmuk

Pasukan Islam yang menghadapi pasukan Romawi mendapatkan dukungan penuh dari negeri-negeri muslim lainnya. Bahkan ada sumber yang mengkisahkan, bahwa pasukan Islam mendapatkan pertolongan Allah SWT kala menghadapi pasukan Romawi.

Yakni dengan datangnya angin dan badai pasir yang menerjang posisi pasukan Romawi dari arah selatan. Padahal secara kuantitas, pasukan Romawi memiliki kekuatan yang sangat besar, yakni dengan 400.000 pasukan reguler.

Sedangkan pasukan Islam, berkekuatan sekitar 40.000 pasukan campuran. Namun, strategi dan kejelian dari para panglima perang Islam mampu membendung pasukan Romawi dari segala penjuru.

Hingga membuat Suriah terbuka untuk dapat ditembus oleh pasukan Abu Ubaidah dari utara dan Yazid bin Abu Sufyan dari selatan. Seperti yang dijelaskan oleh Manshur Abdul Hakim dalam "Bangsa Romawi dan Perang Akhir Zaman".

Disebutkan pula, bahwa strategi penaklukkan wilayah Palestina sebagai sentra kekuatan pasukan Romawi dipusatkan pada pasukan Amr bin Ash. Termasuk dukungan pasukan dari Syrahbil bin Hasanah di Tabuk dan Yordania.

Khalid bin Walid yang kala itu menjadi panglima Perang Yarmuk, seketika dirolling oleh Abu Ubaidah. Walaupun kemenangan telah ada didepan mata. Ada kekhawatiran yang menjadi dasar pergantian panglima perang, yang tak lain adalah dari kuasa Allah SWT.

Pengkultusan atas kemenangan sudah tentu sangat dihindari oleh umat Islam. Pun termasuk skema pergantian panglima perang dalam Perang Yarmuk. Tak ada pilihan lain tentunya, bahkan Abu Ubaidah sendiri tetap bersikap rendah diri sebagai panglima.

Damaskus dan Jerussalem pun tak lama dapat dikuasai oleh pasukan Islam, dengan posisi pasukan Romawi yang memilih mundur dari lokasi pertempuran. Seperti yang pernah diucapkan oleh Heraclius, Kaisar Romawi kala itu, "Selamat tinggal Suriah...".

Sejak saat itulah Abu Ubaidah bin Al Jarrah r.a dianggap sebagai tokoh pembebas Palestina. Khususnya wilayah Syam dan negeri-negeri sekitarnya.

Salam damai, dan semoga bermanfaat, terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun