Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Marak Penipuan Berkedok "Charity"

1 November 2023   05:45 Diperbarui: 5 November 2023   13:17 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aksi charity (sumber: SHUTTERSTOCK/ADDKM via Kompas.com)

2. Pahami tema yang ditawarkan.

Biasanya kasus fake yang ditemukan adalah program berbagi dengan masyarakat marginal. Lagi-lagi tanpa adanya pelibatan dengan lembaga atau organisasi resmi yang bergerak di bidangnya. Modusnya tentu saja dengan meminta bantuan donasi dari masyarakat.

Misal, kegiatan charity di Jakarta, yang mengusung tema pengentasan kemiskinan di daerah Nusa Tenggara. Tanpa ada kerjasama atau hubungan dengan charity program di daerah tujuan. Ini dapat dipertanyakan oleh kita, bagaimana konsep penyaluran dananya.

Atau dengan mengetahui apa ada program serupa di daerah tujuan, yang menjadikan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan pemberi donasi.

Bahkan ada pula yang memberi tawaran unik lainnya, serupa bantuan layanan kesehatan. Hal ini dapat dengan mudah dipahami sebagai program berbagi yang dapat dipertanyakan kebenarannya. Baik dalam penyaluran dana, dan instansi terkait di bidangnya.

3. Aktif bertanya

Metode ini kiranya jadi alternatif akhir dalam memahami sejauh mana kebenaran kegiatan tersebut. Minimal mempertanyakan dari mana (organisasi/ormas/kelompok) kegiatan tersebut dilakukan. Serta sejauh mana kegiatan itu telah dilakukan atau berjalan.

Jikalau bukti digital dianggap belum meyakinkan, maka bisa dilihat dari rekening tujuan donasi. Apakah berupa perseorangan atau atas nama kegiatan tersebut. Selain dari indikasi unsur "pemaksaan" yang kerap dilakukan ketika berdiskusi dengan mereka.

Seandainya kita merasa ada unsur "pemaksaan" tersebut, sudah tentu kegiatan charity yang dilakukan belum dapat dibenarkan. Serta lebih baik tolak, dan segera tinggalkan dengan bijak, karena aksi tersebut belum dapat dipastikan real or fake dalam pelaksanaannya.

...

Beberapa poin diatas kiranya dapat dijadikan alasan untuk dapat mewaspadai kegiatan charity dalam bentuk apapun. Catatan ini pun tersaji atas pengalaman pribadi yang pernah penulis alami. Walau tidak dipungkiri ada berbagai elemen yang secara nyata bergerak di bidang tersebut dengan amanah. Tentu kita dapat memilah dan memahami dengan baik dan bijaksana.

Semoga bermanfaat, salam damai, dan terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun