Bukan sekedar memberi perspektif negatif terkait eksistensi JIS melalui sudut subjektifitasnya, melainkan secara paripurna melihat potensi JIS sebagai arena olah raga yang dapat memberi kesan positif Indonesia dimata dunia. Unsur positivisme inilah yang dapat menjadi tolak ukur keberhasilan kita sebagai bangsa yang memberi dukungan besar bagi harapan anak-anak dimasa datang.
Tidak melulu dalam sudut pandang politisasi ruang publik menjadi area yang tabu untuk disentuh. Inilah kiranya, mengapa kemudian narasi polemik JIS dapat terus mengemuka dan mendiaspora publik. Baik pemerintah, melalui Menteri BUMN, PUPR, Menpora, atau Anies Baswedan, secara positif kita dapat menilainya sendiri.
Semua dapat dikatakan memiliki keuntungan politis yang dapat memberi ruang bagi tercapainya demokrasi secara baik. Khususnya dalam upaya terselenggaranya pemilu damai, serta jauh dari narasi hitam putihnya politik saat ini. Terkait elektabilitas, tentu tidak dapat dibenarkan secara valid. Lantaran sifatnya yang fluktuatif, tergantung bagaimana publik menilai tokoh-tokoh tersebut.
Semoga bermanfaat, dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H