Kembali kepada persoalan biaya pendidikan anak. Jika memang perihal jarak kerap menjadi kegelisahan orang tua, tentu memberi pengaruh pula pada biaya kebutuhan sehari-hari anaknya.Â
Tidak sekedar ongkos kendaraan, uang jajan ataupun tugas-tugas sekolah yang harus mengeluarkan biaya juga harus dapat diperhitungkan sejak awal.
Diluar itu ada uang seragam atau kegiatan sekolah lain diluar pembelajaran, atau dalam hal ini menyangkut kebutuhan ekskul.Â
Misal adalah futsal, walau telah disiapkan fasilitas berupa lapangan, perihal keperluan futsal kerap pula menjadi soal orang tua. Semua orang tua tentu ingin yang terbaik, dalam hal ini minimal sepatu futsal atau jersey dapat dialokasikan anggarannya.
Itu baru satu, belum lagi persoalan dukungan biaya bagi pengembangan pendidikan lainnya. Dalam hal ini adalah les atau kegiatan belajar di luar kelas.Â
Pendidikan yang berjenjang hingga masuk ke area perguruan tinggi, kiranya jadi mimpi bagi setiap orang tua dalam upaya optimalisasi pendidikan bagi anaknya. Tak lain demi masa depan yang baik dan dapat membanggakan orang tua.
Inilah mengapa, setiap gelaran pendaftaran sekolah tiba, banyak orang tua yang pusing sendiri dalam menghadapinya.Â
Walaupun telah banyak kebijakan pendukung pendidikan dari pemerintah, dalam upaya meringankan biaya pendidikan. Kita bisa sebut Kartu Indonesia Pintar, dan di Jakarta ada yang namanya Kartu Jakarta Pintar/Kartu Jakarta Pintar Plus.
Semua tentunya dapat dikembalikan kepada peran serta orang tua dalam memberi dukungan dan perhatian lebih bagi anak-anaknya. Walaupun kerap berbenturan dengan persoalan biaya pendidikan.Â
Tidak semua orang tua memiliki tingkat ekonomi yang baik, dalam hal ini dapat menjadi catatan sendiri bagi pihak sekolah. Khususnya dalam memberi aksesibilitas bagi pemerataan pendidikan.
Namun, peran serta aparatur pemerintah kiranya juga dapat terlibat secara aktif dalam memberi arahan yang masif bagi orang tua. Baik melalui media elektronik ataupun pendampingan khusus secara langsung di lapangan.Â