Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Peluang Anies Baswedan Bersama Khofifah Indar Parawansa

22 Juni 2023   05:45 Diperbarui: 22 Juni 2023   05:47 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anies Baswedan bersama Khofifah Indar Parawansa (sumber: kbanews)

Siapa sangka, Koalisi Perubahan membuka peluang bagi cawapres dari luar partai koalisi yang dianggap memungkinkan dan sesuai dengan visi misi Anies Baswedan selaku capresnya. Hal ini mengemuka dalam berbagai pertemuan politis antar partai-partai besar dalam perhelatan Pemilu tahun depan. Khususnya dalam lingkungan partai-partai pendukung Anies Baswedan.

Walau sebelumnya, nama AHY adalah sosok potensial yang digadang-gadang akan menjadi cawapres Anies Baswedan. Namun, nama Khofifah Indar Parawansalah yang justru muncul sebagai kandidat cawapres alternatif dari Koalisi Perubahan. Jika hal ini dapat terkonfirmasi dengan benar, maka bisa pula dikatakan, Anies Baswedan berpeluang besar memenangkan Pemilu 2024 mendatang.

Selain dari adanya dukungan para kader Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan. Khofifah juga memiliki suara besar dari masyarakat nahdliyin yang terafiliasi melalui Nahdlatul Ulama (NU). Sedangkan massa NU, merupakan konstituen terbesar yang kerap memegang keputusan final dalam setiap pilihan politisnya.

Apalagi, nama Khofifah disebut sebagai salah seorang tokoh NU yang berpengaruh bagi bangsa dan negara. Walaupun pimpinan NU menegaskan bahwa tidak merekomendasikan calon capres ataupun cawapresnya secara resmi dalam gelaran Pemilu nanti. Kita hanya dapat lihat dari realitas pendukung Khofifah di lapangan, khususnya ketika Khofifah maju sebagai Gubernur Jawa Timur.

Sebagai mantan pemimpin Muslimat NU, tentu nama Khofifah memiliki arti tersendiri bagi para pendukungnya. Khususnya dari berbagai kebijakan yang populis bagi masyarakat Jawa Timur, sejak ia menjabat sebagai Gubernur. Tidak melulu perihal terbelahnya suara NU dari PKB ataupun PPP, melainkan dari proyeksi keberpihakan massa pendukungnya yang masif bergerak secara konsisten.

Inilah yang menjadi daya tarik Khofifah bagi para pendukungnya. Dengan konsistensi yang mampu menempatkan NU pada konsepsi besar peran sertanya dalam berbangsa dan bernegara. Maka, jika Anies Baswedan dalam komunikasi politiknya mampu menggaet Khofifah Indar Parawansa, tentu akan mendapatkan kekuatan besar yang sulit untuk diprediksi dari lawan politiknya.

Perhitungannya tak lain ada dalam lingkaran partai Koalisi Perubahan, ditambahkan dengan suara sekitar 10,5 juta pendukung Khofifah kala gelaran Pilkada di Jawa Timur. Kalkulasi yang memang berpotensi naik ataupun turun, sesuai dengan perkembangan komunikasi politik kedepan.

Namun, jika suara kalangan dari nahdliyin solid di Jawa Timur. Maka ada sekitar 20 juta suara yang dikatakan siap untuk memberi kemenangan bagi pasangan Anies Baswedan bersama Khofifah Indar Parawansa. Belum dari Jawa Barat dan Jawa Tengah, yang memiliki potensi besar dalam memberikan dukungannya secara moral ideologis.

Dalam hitungannya, ada sekitar 21 juta di Jawa Barat, dan 17 juta di Jawa Tengah, sesuai data anggota nahdliyin/NU berikut dengan perkiraan lainnya. Jadi di Jawa sendiri dapat menjadi kalkulasi kunci, sekitar 56 juta suara yang sekiranya dapat memberi dukungan bagi calon yang dianggap akan mewakili NU pada konstelasi Pemilu kelak.

Sedangkan secara umum, warga nahdliyin/NU se Indonesia dikalkulasikan ada sekitar 91,2 juta jiwa. Ini hitungan kotor, selain dari para pemilih pemula ataupun non pemilih, sebesar 73 persennya. Dari total penduduk Indonesia yang memiliki hak pilih mencapai angka 205 juta jiwa.

Sebuah angka yang tentunya menjanjikan bagi siapapun capres dengan peluang dukungan besar warga nahdliyin. Apalagi dapat tersistemisasi melalui kerja mesin partai, baik melalui PKB ataupun PPP, sebagai kekuatan utamanya. Kita tidak pungkiri peluang kemenangan Anies Baswedan dalam persepsi politik jangka panjangnya, melalui analisis koalisi 2024.

Kiranya ini hanya kalkulasi yang belum dapat divalidasi secara mutlak. Sebagai sumber analisis dari para kandidat capres ataupun cawapres pada gelaran Pemilu yang akan datang. Tentu dengan harapan yang terbaik, bagi siapapun calon pemimpin bangsa ini kelak. Bersama dengan berbagai visi dan misi yang membangun dan berkemajuan untuk masa depan.

Semoga bermanfaat ulasan dari cerita pemilih kali ini, dan terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun