Siapa sangka pertemuan antara Ganjar Pranowo bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu, semakin membuka peluang pintu komunikasi antara PDIP dengan Partai Demokrat. Hal ini terjadi disebut karena Anies Baswedan yang didukung oleh Partai Demokrat tidak kunjung menentukan siapa calon pendampingnya, sebagai cawapres.
Dalam hal ini dapat dilihat bagaimana Partai Demokrat secara konsisten menghendaki AHY menjadi cawapres dari kandidat capres yang telah mendeklarasikan diri. Bukan sembarangan mengadu peta kekuatan politik, melainkan dengan amanat yang telah disampaikan oleh Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam beberapa kesempatan memang, SBY sangat menginginkan AHY masuk dalam bursa cawapres. Tentunya dengan berkoalisi bersama partai-partai besar lain, termasuk dengan PDIP. Lantas bagaimana Anies Baswedan menyikapi persoalan ini? Kiranya dari para pendukung Anies Baswedan juga tengah menjajaki para cawapres yang terbaik dari pada yang telah tampak di publik.
Tidak serta merta menentukan pilihan, karena Anies Baswedan berangkat dari calon non-partai. Jadi secara independen dapat menentukan sendiri siapa calon terbaik yang dapat mendampinginya. Dalam hal ini, Partai Demokrat sepertinya tidak melihat peluan AHY masuk dalam kandidat yang diproyeksikan oleh Anies Baswedan. Walau kita tidak dapat pastikan secara utuh.
Sekedar analisis pertemuan yang terjadi antara Ganjar Pranowo dengan AHY yang sempat terjalin mesra. Sebagai sinyal politik, hal ini memberikan ruang terbuka dari berbagai tafsir atau prediksi siapa kandidat terkuat pada gelaran Pemilu mendatang. Walau secara mayoritas, lembaga survei masih menyebut posisi tawar AHY jauh dibawah Erick Thohir atau Ridwan Kamil secara popularitas.
Selain itu, Partai Demokrat juga memiliki perolehan suara yang signifikan di lembaga legislatif. Dengan menempati posisi nomor tujuh, dengan kisaran suara sebanyak 7,77 persen. Namun, menurut survei Litbang Kompas, Partai Golkar justru memiliki tingkat kepopuleran sebesar 86 persen di ruang publik. Kemudian PDIP 83,8 persen, dan disusul oleh Partai Demokrat dengan 83,8 persen.
Artinya bahwa, para konstituen memberi penilaian secara realistis, sesuai dengan publikasi media yang berkaitan dengan partai politik secara normatif. Baik pemberitaan secara positif atau negatif, sedianya selalu menjadi bahan kajian oleh para konstituen dengan baik dan cerdas. Termasuk dengan proyeksi Ganjar Pranowo dan AHY, bersama dengan visi misi yang digagas oleh mereka.
Proyeksi-proyeksi visi misi tentu menjadi kunci utama keberhasilan dari para calon dalam mendapatkan dukungan publik. Selain melalui kampanye di media sosial ataupun secara langsung di lapangan. Apalagi pertemuan antara Ganjar Pranowo dengan AHY di ruang publik, seolah telah diatur sedemikian rupa, untuk memberi kesan politis yang besar bagi kandidat lainnya.
Dengan memberi ruang dialog terbuka bersama jaminan para pendukungnya secara luas. Terlebih Ganjar Pranowo memang memiliki pendukung yang besar di media sosial. Ini tentu menjadi jaminan penting untuk mendapatkan posisi terbaik di kalangan anak muda. Selain dari AHY yang memang digadang-gadang sebagai tokoh muda terbaik bangsa.
Jika dilihat melalui akun media sosialnya, kedua pasangan ini sama-sama memiliki pengikut sebanyak 6 juta. Baik secara resmi atau non resmi, yang tentunya memberi ruang tersendiri bagi para pendukungnya untuk terus berkampanye melalui media sosial. Apalagi jika bukan demi meraih simpati publik.
Ganjar Pranowo dan AHY memang dua sosok yang berbeda, apalagi jika dilihat dari sikap partai pengusungnya secara politis. PDIP dan Partai Demokrat memang memiliki hubungan yang tidak selalu sejalan. Namun jika politik memang hitam putih, maka dapat diprediksi segala kemungkinan yang dapat terjadi tentu berkaitan dengan upaya pemenangan.
Walau masih sangat memungkinkan pilihan berubah sebelum para kandidat capres dan cawapres disepakati untuk mendeklarasikan dirinya. Semoga bermanfaat, dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H