Hal ini ternyata juga dilakukan oleh beberapa perusahaan yang bergerak di bidang media. Ada upaya memetakan peluang dari para calon melalui survey yang disosialisasikan melalui ruang kreator (twitter, instagram, facebook, hingga tiktok). Bahkan melalui kanal Youtube, dengan kalkulasi voter yang dapat dijadikan penilaian.
Namun apakah dengan membuat konten akan dapat mendulang suara? Sepertinya teknik politik ini masih coba-coba. Karena masyarakat Indonesia tetap akan membandingkan dengan realitanya.Â
Kebijakan atau hal apa yang tampak di muka publik dan sesuai dengan keinginan khalayak tentu akan tetap jadi pertimbangan utama. Dalam memilih masyarakat tampaknya semakin cerdas. Bukan soal konten yang dibuat itu viral atau tidak.
Bagi beberapa kalangan, hal ini dapat dijadikan rujukan untuk memulai kerja kampanye yang nyata. Terlebih dalam menangkap opini dan keinginan publik terhadap harapannya dari para calon pilihannya.Â
Jangan sampai narasi negatif justru mencuat, akibat konten yang dibuat tidak sesuai dengan fakta. Maka yang terjadi adalah maraknya konten counter dengan narasi berbaliknya.
Mengupayakan dukungan generasi muda dengan pendekatan kekinian sekiranya juga menjadi opsi bagi para pengusung. Tidak melulu janji-janji dan harapan kedepan, melainkan bukti nyata aksi dilapangan.Â
Dapatlah kita juga pahami narasi negatif yang kelak bermunculan. Seakan menjadi buah simalakama safari politik yang dikontenkan demi terlihat kuat atau besar dalam dukungan maya. Ini bukanlah hal yang digemari oleh kaum muda, karena terlihat gaya lama, dan tampak elitis semata.
Tetap para pemilih akan menentukan sendiri siapa idolanya, dengan aksi saling mempengaruhi satu dan yang lainnya. Ia laksana bola salju yang akan besar selama mampu bergulir di lingkaran obrolan warung kopi.Â
Para konten kreator yang ada di barisan pengusung, kiranya dapat memahami kebutuhan publik, yang kadang diluar ekspektasi pola pikir yang politis. Apalagi jika sudah berkaitan dengan calon presiden (capres).
Demikian kiranya tulisan ini dibuat semoga bermanfaat, dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H