Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Soedirman Terpilih Menjadi Panglima Besar

12 November 2022   05:30 Diperbarui: 12 November 2022   06:09 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam sebuah literasi (Sumber: dokpri)

Seperti Supriyadi, yang memiliki kharisma di setiap pertempuran. Pun dengan Soedirman, yang tenar namanya usai pertempuran di Ambarawa terjadi. Apalagi, dalam palagan Ambarawa, pasukan Republik berhasil menghalau Sekutu hingga mundur ke Semarang. Maka tidak mengherankan, jika Soedirman lebih dikenal oleh para pejuang yang hadir dalam rapat kala itu.

Pada hari itu juga, nama Soedirman kemudian ditetapkan sebagai Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia menggantikan Supriyadi. Tepat pada tanggal 12 November 1945, konsolidasi antar kesatuan bersenjata Republik langsung diaktifkan kembali. Semua merapatkan strategi guna menghadapi segala kemungkinan pasca perang di Surabaya berlangsung.

Pun dengan serangkaian peristiwa di Jawa Tengah, Jenderal Soedirman langsung menggelar rapat dengan para petinggi TKR seperti A.H. Nasution, Gatot Soebroto, Sultan Hamengkubuwono IX, Suryadi Suryadharma, pun dengan Oerip Sumohardjo yang langsung diangkat sebagai stafnya. Disini dapat kita lihat, bagaimana sikap bijak Soedirman dalam merangkul semua elemen bersenjata.

Membawa amanat sebagai Panglima Besar, Jenderal Soedirman langsung memprioritaskan dukungannya kepada para pejuang di Jawa Timur. Soengkono yang kala rapat sedang "asyik" baku tembak di Surabaya pun menyambut dengan penuh kehangatan. Juga Gatot Soebroto yang tengah dilanda krisis militer di Solo, lantaran para laskar bersenjata disana malah suka saling adu senjata.

Dengan sikap tegas, Jenderal Soedirman menyikapi hal tersebut dengan ultimatum kerasnya. "Bahwa siapapun yang berkehendak merusak persatuan dan kesatuan akan ditindak sekeras-kerasnya".

Kiranya demikian, sekedar kisah mengenai pengangkatan Jenderal Soedirman sebagai pucuk pimpinan tentara/TNI pada masa bersiap. Semua tidak lain adalah sebuah sarana untuk dapat terus mengenang kontribusi beliau dalam panggung sejarah Indonesia. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun