Gus Maksum Jauhari, yang mendengar peristiwa Kanigoro, dengan segera menghimpun kekuatan untuk melakukan aksi balasan. Khususnya dalam upaya pembebasan ayahandanya, Kyai Jauhari. Barisan Anshor pun segera bertindak pada tanggal 18 Januari 1965. Mereka menyerbu Kanigoro, hendak menangkap Suryadi dan Harmono yang dianggap bertanggung jawab dari PKI.
Tetapi, aparat bertindak cepat sebelum aksi kekerasan kembali terjadi. Mereka telah menangkap Suryadi dan Harmono sesaat sebelum pasukan Anshor menyerang basis komunis di Kanigoro. Sebelumnya para peserta mental training beserta Kyai Jauhari pun telah dibebaskan. Guna mengantisipasi aksi yang lebih parah.
Tak lama, pada 1 Februari terjadi aksi balasan dari PII yang menyerang markas PKI di Kediri. Anis Abiyoso pun langsung menjadi buronan polisi, usai kejadian tersebut. Hingga ia menyerahkan diri pada 12 Februari 1965 di Malang, seraya mengakhiri peristiwa geger Kanigoro.
Semoga kita tidak lupa terhadap peristiwa kelam yang terjadi di masa lalu. Khususnya dalam prahara 1965, yang kelak akan menimbulkan terjadinya jatuhnya banyak korban. Walaupun banyak yang beranggapan bahwa kisah-kisah kelam ini adalah bagian dari politisasi sejarah bangsa.
Sekiranya patut diingat, dalam melihat peristiwa sejarah ada peribahasa; "siapa menabur angin pasti akan menuai badai". Mungkin seperti itulah kiranya kisah ini dapat dituliskan kembali. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI