Selain kelebihan dari pasukan ex KNIL dalam hal administrasi dan pengorganisasian yang lebih baik daripada pasukan ex PETA. Nah, berangkat dari pertimbangan itulah, maka wajar sosok seperti Oerip Soemoharjdo, T.B. Simatupang, Alex Kawilarang hingga A.H. Nasution, mendapatkan porsi sebagai pemimpin dari berbagai kesatuan yang terbentuk kelak.
Walau dapat dikatakan seimbang dalam berbagi perannya.
Hal ini pernah penulis ungkap pada artikel Gerilya Jenderal Soedirman. Bahwa kesuksesan dari aksi gerilya tersebut tak lain akibat dari cemerlangnya para punggawa Jenderal Soedirman. Dimana rata-rata para pengawal Sang Jenderal berasal dari pasukan ex KNIL. Tetapi, tidak sekalipun mengesampingkan para pasukan ex Jepang.
Justru para kombatan Republik yang paling keras berasal dari kalangan PETA, dan Jibakutai (yang rela mati berkalang tanah) sesuai namanya. Seperti fusion Trunk sama Goten di serial Dragon Ball. Fyi, Jenderal Soedirman sendiri berasal dari pasukan PETA lho ya, dimana ketika beliau memimpin perang  gerilya, dalam kondisi sakit, dan hanya satu paru-paru yang berfungsi. Keras banget kan?
Dua kekuatan tersebutlah yang sedianya dapat bersatu dalam satu kesatuan BKR. Dimana BKR kelak akan bertransformasi menjadi TKR sebelum menjadi Tentara Nasional Republik Indonesia (TNI) sebagai garda terdepan pasukan militer Republik Indonesia. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H