Nasib mujur yang dialami Frans, ketika mengetahui dokumentasi Alex telah dilenyapkan, ia selamat dari sergapan tentara Jepang yang tengah mencarinya. Di pekarangan belakang kantor berita Harian Asia Raya, Frans menguburkan hasil dokumentasinya beserta negatif fotonya dengan tanda sebuah pohon besar. Tetapi, tidak semudah itu Ferguso...
Frans tetap digeledah ketika bertemu dengan tentara Jepang, bahkan diancam hendak dipenjarakan. Lantaran Frans bersikukuh bahwa dokumentasinya telah direbut oleh Barisan Pelopor usai prosesi Proklamasi, akhirnya ia dibebaskan. Para tentara Jepang tentu saja tidak melepaskan mereka berdua secara langsung. Pengawasan terhadap Frans bersaudara semakin diperketat.
Karena Jepang telah berhasil menggagalkan Alex yang bekerja di kantor berita Domei, maka "angin segar" justru hadir dalam upaya mencuci negatif film yang berhasil diselamatkan oleh Frans. Walau tetap dengan cara mengendap-endap di malam hari, sambil memanjat pohon untuk melompati pagar, akhirnya mereka berhasil mencuci negatif film menjadi sebuah foto dokumentasi.
Jepang benar-benar sudah malas rupanya berhadapan dengan para pejuang Indonesia sejak berita kekalahannya tersebar di kalangan pejuang. Walau di beberapa daerah tetap terjadi bentrokan bersenjata dengan pasukan Jepang lainnya. Khususnya dalam aksi-aksi pelucutan senjata.
Hingga beberapa bulan lamanya, Mendur bersaudara menyimpan hasil dokumentasinya. Menunggu saat yang tepat, dan dirasa aman untuk dipublikasikan kepada masyarakat Indonesia. Ya, tepatnya pada bulan Februari 1946, foto bersejarah tersebut berhasil naik cetak pada koran Merdeka.
Seketika, dokumentasi Mendur bersaudara kerap menghiasi berbagai koran perjuangan dan bahkan dimuralkan oleh para pejuang. Suatu aksi heroik yang kalau dipikir-pikir, tanpa mereka berdua, tentu kita tidak akan mengetahui bagaimana prosesi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi di masa lampau.
Duo Minahasa yang berjibaku dalam sejarah fotografi Indonesia ini tercatat sebagai perintis berita foto independen pertama di Indonesia bernama IPPHOS. Kebanggan sejati tentunya, karena selain dokumentasi Proklamasi, Mendur bersaudara adalah sosok dibalik foto Jenderal Soedirman ketika kembali ke Jogjakarta, dan foto ikonik Bung Tomo seperti yang kita kenal saat ini. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H