Walau pasukan pejuang dihujani tembakan dari P-51 Mustang, tapi hal itu tidak sekalipun mengendurkan serangan. Bahkan makin berani, ketika tahu sebuah pasar turut dihantam kanon-kanon Belanda. Rakyat telah jadi korban.
Pasukan Belanda yang telah terkepung, hanya mampu bertahan dari dalam tangsi-tangsi militernya. Tanpa sanggup memberikan perlawanan.
Hingga perintah penghentian tembak-menembak keluar dari Sang Bapak, Gatot Soebroto. "wis, wis cukup, kita sudah memasuki waktu gencatan senjata", mungkin seperti itulah kira-kira.
Yap, berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Jenderal Soedirman, bahwa tanggal 11 adalah waktu penghentian tembak menembak.
Tak terdata berapa jumlah korban dari rakyat dan pejuang, karena peristiwa ini. Tetapi, dari peristiwa ini, eksistensi TNI dan pejuang semakin berkibar namanya dikancah internaaional.
Bahwa Republik masih berdiri, dan sanggup menghadapi Belanda. Baik secara diplomasi ataupun bertempur. Semua memiliki peran sertanya masing-masing. Tentu dengan tujuan yang sama, yakni menjaga kedaulatan bangsa yang telah merdeka.
Semoga artikel ini bisa memberi manfaat buat semua. Seperti ungkap Chairil Anwar, "bahwa kami telah beri kami punya jiwa, maka kenang-kenanglah kami". Terimakasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI