Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagai Kisah Menarik Gerilya Jenderal Soedirman (I)

3 Agustus 2022   06:00 Diperbarui: 3 Agustus 2022   06:03 4296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal Soedirman (arsip nasional)

Mungkin karena tidak mau identitasnya diketahui. Bahwa seorang perempuan bisa turut bergerilya bersama Sang Jenderal. Hal itulah yang kerap membuat Tjokropanolo terpingkal kala mengingat peristiwa tersebut. "Makanya dia tidak pernah mau mandi bersama kita (pasukan)", kenangnya.

Keempat adalah seketika hendak sampai di Kediri, setelah menempuh perjalanan sepanjang 170 km. Pasukan Jenderal Soedirman tiba-tiba disergap oleh pasukan dari Batalyon 102 di Tulungagung. Ketika ditangkap pasukan pengawal Jenderal Soedirman sempat adu bacot dengan para pasukan penangkap, agar segera dipertemukan dengan pimpinannya.

Beberapa saat ketika telah bertemu, seketika Kapten Zainal Fanani (pemimpin pasukan penangkap) langsung bersujud sambil menangis dihadapan Sang Jenderal, karena kaget bukan kepalang saat mengetahui bahwa yang ditangkap pasukannya adalah Sang Panglima Besar. Nah lho, apakah ini henge no jutsu?

Yap, mereka tidak menyangka bahwa sosok dibalik pakaian ala kadarnya, berpeci dan mantel hijau lusuh adalah seorang Panglima Besar Jenderal Soedirman. Usai peristiwa itu beliau langsung dijemput oleh pasukan Kolonel Soengkono untuk menuju Kediri.

Kelima selama di Kediri, ternyata pasukan Jenderal Soedirman mulai diketahui oleh mata-mata Belanda. Hingga pada suatu malam, Sang Jenderal memberi instruksi kepada para pengawalnya, untuk bersiap siaga, karena beliau ingin memakai kagebunshin no jutsu, yakni menggandakan tandu menjadi dua. Wah, maksudnya bagaimana?

Intinya Jenderal Soedirman ingin mengecoh mata-mata Belanda, untuk mengikuti tandu yang keluar dari desa. Bersama beberapa pengawalnya yang tersisa, beliau lantas memilih arah berbeda yang dapat memberi jarak terhadap upaya sergapan Belanda. Padahal beliau tidak berada di dalam tandu tersebut. Pasti beliau punya cakra yang besar ya, hingga bisa membagi pasukannya menjadi dua.

Nah, sekiranya itulah lima kisah yang seru dan menarik ini dapat penulis sampaikan. Tentunya agar kita mengetahui dan memahami, bahwa perjuangan Jenderal Soedirman harus terus menjadi pengobar semangat buat diri kita. Fyi, selama memimpin gerilya beliau hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi untuk bernapas lho.

Selanjutnya kita ulas kisah menarik lainnya dari Sang Jenderal pada artikel berikutnya ya. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun