Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Historiografi Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia

25 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 25 Juli 2022   09:58 3963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, memiliki catatan sejarah panjang terkait masa imperialisme dan kolonialisme dunia. Hal ini tentu tidak dapat dipisahkan dari latar belakang terjadinya Perang Salib di Eropa hingga Asia Barat. Karena hal itu menyebabkan terjadinya penutupan jalur dagang yang mengarah kepada rute jalur sutera di Asia Tengah.

Selain itu, orientasi menyebarluaskan ajaran agama juga menjadi motivasi lain, selain tujuan ekonomi. Perdagangan lintas dunia pada abad ke 15 dianggap sangat penting bagi dunia. Terlebih ketika upaya menguasai wilayah baru menjadi hal yang kerap membuat pertikaian antar negara-negara di Eropa.

Begitupula di Indonesia, yang terkenal kaya akan rempah dan sumber daya alamnya. Bangsa Eropa sangat menyukai rempah-rempah dari Indonesia karena dinilai adalah yang terbaik pada masanya. Walaupun dalam perjalanannya, tujuan untuk menguasai  jalur perdagangan laut menjadi topik hangat yang pasti seru untuk diulas. Khususnya untuk wilayah selat Malaka.

Semangat menguasai daerah baru adalah motivasi utama dari bangsa-bangsa Eropa untuk menjelajahi belahan dunia baru. Termasuk Indonesia, yang kala itu tengah memasuki era Kerajaan atau Kesultanan daerah. Para penjelajah asing yang datang biasanya tidak hanya meminta kerjasama ekonomi, tetapi juga pendirian loji, ataupun benteng pertahanan.

Mereka khawatir akan terjadinya perlawanan dari penguasa lokal ataupun rival mereka lainnya, negara-negara lain yang hendak menguasai wilayah baru tersebut.

Artinya, kala itu setiap wilayah di Indonesia masih berdiri masing-masing, dan belum terikat dalam satu kesatuan dan persatuan bangsa. Maka wajar, ada beberapa daerah yang berhasil diadu domba oleh negara-negara asing yang bertujuan untuk mencapai kepentingannya.

Tapi, sebelum kita bahas lebih jauh, kita cari tahu dulu apasih imperialisme itu? Ataupun apa sih kolonialisme itu?

Dokpri. Historiografis kedatangan bangsa asing (by:canva)
Dokpri. Historiografis kedatangan bangsa asing (by:canva)

Imperialisme dapat dikatakan sebagai upaya bangsa lain untuk menaklukkan daerah atau wilayah baru. Menguasai sistem politiknya, hingga menguasai seluruh penduduknya. Jadi lebih mengarah kepada konflik politik yang militeristik sebagai syarat terhadap upaya penguasaan daerah baru tersebut.

Sedangkan, kolonialisme secara sederhana dapat dipahami sebagai upaya menguasai daerah atau wilayah baru. Sebagai bagian dari pengembangan suatu negara dengan tujuan menguasai sumber daya alamnya dan perdagangan.

Maka dapat diambil persamaan, bahwa imperialisme adalah dasar dari kolonialisme. Orientasi penaklukkan wilayah baru untuk dapat dikuasai baik secara politik dan dapat di eksploitasi sumber daya alamnya guna kepentingan negaranya.

Sekiranya itulah yang dapat dijadikan catatan mendasar untuk dapat dipahami sebagai awal mula terjadinya perlawanan kedaerahan kelak.

Walaupun awal mula kedatangan bangsa asing hanya berorientasi dagang semata. Tetapi faktanya tidak hanya itu, eksplorasi sumber daya alam, kerap menjadi agenda lain untuk dapat mengetahui potensi dari suatu wilayah. Bila menguntungkan, tentu pendekatan politis akan dilakukan, dan bila gagal, maka jalan militeristik adalah jalan terakhirnya.

Untuk wilayah Indonesia, bangsa asing telah memetakan potensi sumber daya alam yang menguntungkan. Khususnya di pulau Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, dan kawasan Indonesia Timur. Semua seperti telah dibagi-bagi layaknya "kue" untuk upaya kapitalistik bangsa asing.

Kawasan Asia Tenggara, Malaka, yang dianggap sebagai jalur sutera laut, justru kerap menimbulkan konflik antar negara-negara Eropa. Mereka saling berebut pengaruh untuk menguasai area perdagangan di wilayah tersebut, selain dari penaklukkan. Walau pada akhirnya, dominasi Belanda di Indonesia lebih kuat daripada negara-negara lainnya, seperti Inggris, Portugis, dan Spanyol.

Maka dapat disimpulkan, era awal kedatangan bangsa-bangsa asing adalah pintu masuk bagi masa penjajahan terhadap Indonesia. Berbagai perang kedaerahan yang terjadi menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia yang tentu saja harus kita pahami. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun