Maka dapat diambil persamaan, bahwa imperialisme adalah dasar dari kolonialisme. Orientasi penaklukkan wilayah baru untuk dapat dikuasai baik secara politik dan dapat di eksploitasi sumber daya alamnya guna kepentingan negaranya.
Sekiranya itulah yang dapat dijadikan catatan mendasar untuk dapat dipahami sebagai awal mula terjadinya perlawanan kedaerahan kelak.
Walaupun awal mula kedatangan bangsa asing hanya berorientasi dagang semata. Tetapi faktanya tidak hanya itu, eksplorasi sumber daya alam, kerap menjadi agenda lain untuk dapat mengetahui potensi dari suatu wilayah. Bila menguntungkan, tentu pendekatan politis akan dilakukan, dan bila gagal, maka jalan militeristik adalah jalan terakhirnya.
Untuk wilayah Indonesia, bangsa asing telah memetakan potensi sumber daya alam yang menguntungkan. Khususnya di pulau Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, dan kawasan Indonesia Timur. Semua seperti telah dibagi-bagi layaknya "kue" untuk upaya kapitalistik bangsa asing.
Kawasan Asia Tenggara, Malaka, yang dianggap sebagai jalur sutera laut, justru kerap menimbulkan konflik antar negara-negara Eropa. Mereka saling berebut pengaruh untuk menguasai area perdagangan di wilayah tersebut, selain dari penaklukkan. Walau pada akhirnya, dominasi Belanda di Indonesia lebih kuat daripada negara-negara lainnya, seperti Inggris, Portugis, dan Spanyol.
Maka dapat disimpulkan, era awal kedatangan bangsa-bangsa asing adalah pintu masuk bagi masa penjajahan terhadap Indonesia. Berbagai perang kedaerahan yang terjadi menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia yang tentu saja harus kita pahami. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H