Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Candi Kesepuluh Gedong Songo

17 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 17 Juli 2022   07:04 4973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata sejarah tidak harus selalu ditujukan kepada destinasi museum-museum semata. Tetapi juga berbagai situs kepurbakalaan hingga ragam peninggalan pada masa lalu. Akan terbilang unik dan rekreatif, karena biasanya dipadukan dengan unsur alami yang terpadu menjadi satu pemandangan eksotis.

Seperti halnya situs sejarah berupa candi. Rata-rata suguhan yang begitu mempesona justru berasal dari letak geografisnya. Salah satunya adalah situs candi Gedong Songo yang berada di wilayah Kabupaten Semarang. Potensi alami Gunung Ungaran yang berdiri kokoh disekitar area candi, adalah wahana alamiah yang semakin menambah kesakralan situs sejarah ini.

Candi Gedong Songo, pertama kali diketemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffeles pada tahun 1804. Fyi, ia adalah penemu bunga bangkai yang terkenal itu lho. Walau pada awal pemugarannya, tidak diketemukan seluruh situs candi seperti sekarang ini.

Secara tata letak, antara satu candi dengan candi yang lainnya berada pada titik-titik bukit tertentu, dan saling terpisah. Dalam satu kompleks percandian yang semuanya bermodel kerucut, seperti ciri-ciri candi Hindu lainnya. Seseuai data sejarah, situs candi ini telah dibangun sejak abad ke-8, oleh Sang Ratu Sanjaya, penguasa Mataram Kuno.

Yakni, candi Gedong I hingga V, dimana diantaranya ada yang terdiri dari beberapa situs percandian. Selain dari potensi alam yang luar biasa dan mampu memberikan relaksasi bagi yang hendak menikmati nuansa air hangat di lereng candi. Situs ini terletak pada ketinggian 1.200 mdpl, tepatnya di kaki gunung Ungaran yang menjulang kokoh dibalik rerimbunan pohon pinus.

Tetapi bila diperhatikan, istilah Gedong Songo justru tidak menunjukkan bahwa disini ada sembilan situs candi yang terpisah. Mereka justru saling berdekatan dan terkelompok. Maka tak ayal, situs ini ada yang menyebutnya dengan Gedong Limo, Gedong Pitu, ataupun Gedong Songo. Dimana konon ada satu candi lain yang masih misterius keberadaannya. Yakni mitos mengenai candi kesepuluh.

Oleh masyarakat setempat, candi kesepuluh dikisahkan hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu. Selain orang khusus, tentu ada berbagai syarat lagi agar dapat mengetahui dimana letak atau lokasi candi ke sepuluh tersebut. Ya, kita tentu saja dapat melihat hal ini sebagai wujud kepercayaan masyarakat lokal.

Seperti pengalaman penulis, yang kala itu mengunjungi situs percandian ini pada pukul 04.00 wib. Banyak para peziarah yang rela bermalam di lokasi ini dengan berbagai macam tujuan. Sebuah pengalaman yang mendebarkan, tatkala menyusuri hutan pinus ditengah kegelapan malam.

Dokpri. Jelajah malam Gedong Songo
Dokpri. Jelajah malam Gedong Songo

Karena hingga kini, belum ada bukti otentik yang mampu menjelaskan keberadaan candi kesepuluh tersebut. Beragam mitos yang berkembang juga tidak luput dari orientasi wisata yang "sedikit" bernuansa mistis, namun tetap eksotik untuk dapat dikunjungi. Khususnya dalam kegiatan pembelajaran sejarah berbasis studi wisata.

Maka, untuk memecahkan misteri candi Gedong Songo dapat dilakukan secara eksploratif dan edukatif yang dapat membangkitkan rasa cinta terhadap tanah air. Khususnya bagi generasi saat ini, perkenalan terhadap khasanah sejarah dan budaya bangsa, tentu harus menjadi bagian dari pembelajaran yang positif.

Tentu akan seru, bila kita dapat berpetualang secara langsung dengan mengunjungi situs candi Gedong Songo ini. Selain dari keseruan memetakan jumlah candi, atau sekedar mencari spot terbaik untuk mendokumentasikan pemandangan bernuansa sejarah yang sangat luar biasa, seperti view gunung Telomoyo, Merbabu, Sumbing, dan Andong.

Untuk mengunjungi situs ini juga sudah sangat mudah. Bila wisatawan datang menggunakan kendaraan pribadi dari Semarang, Salatiga, ataupun Solo, sudah ada rute yang mengarahkan langsung menuju lokasi ini. Begitupula jika menggunakan minibus, ada beberapa armada yang telah dipersiapkan dari kota untuk dapat membawa wisatawan ke tujuan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun