Pada bulan Desember 1947, beliau bersama Halim Perdanakusumah, menerbangkan pesawat ini untuk mengambil bantuan di Siam, kini Thailand. Bantuan persenjataan yang dimuat dalam pesawat ditujukan untuk membantu perjuangan Republik dalam menghadapi Belanda yang hendak menguasai kembali Indonesia.
Tetapi, dalam perjalanan pulang, pesawat yang dikemudikannya mengalami kerusakan dan jatuh di sekitar Malaysia. Ada dua versi yang menjelaskan kronologis peristiwa ini; pertama adalah pesawat ditembak jatuh oleh pesawat tempur Belanda, dan kedua adalah pesawat mengalami kerusakan mesin yang membuatnya gagal terbang.
Jatuhnya pesawat angkut tersebut, membuat Iswahyudi dan Halim Perdanakusuma gugur dalam tugas. Tidak lain hanya demi tanah airnya, Indonesia. Dimana nama kedua tokoh pelopor TNI Angkatan Udara tersebut, diabadikan sebagai nama landasan udara. Komodor Udara Iswahyudi dan Komodor Udara Halim Perdanakusuma lantas ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Bersama rekan-rekan seperjuangan udara lainnya, perjuangan Komodor Udara Iswahyudi tentu sangatlah penting untuk selalu dikenang hingga masa kini dan masa yang akan datang. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H