Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangat Revolusioner Che Guevara untuk Indonesia

14 Juni 2022   06:15 Diperbarui: 14 Juni 2022   06:19 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Che Guevara (wikipedia)

Semangat revolusioner seorang Che, yang lekat di benak masyarakat Indonesia, tentu dapat menjadi nostalgia sejarah ayng tidak dapat dilupakan. Semangat yang dalam perspektif negatif, berakhir kepada orientasi pemberontakan. Tetapi, dalam perspektif positif, adalah semangat kemandirian yang menjadi tumpuan bagi negara berdaulat. Tidak diatur oleh negara lain, dan mampu berdiri diatas kakinya sendiri.

Kebijakan revolusioner Bung Karno, ketika itu memang menyentuh hingga ke akar masyarakat. Mobilisasi masyarakat kecil, hingga kaum elite dalam upayanya mendapatkan dukungan menentang dominasi barat, didukung mutlak oleh mayoritas masyarakat kal itu. Hal ini terjadi sebelum peristiwa pemberontakan PKI di tahun 1965. Memang, gelora menentang kolonialisasi gaya baru, merupakan musuh utama Bung Karno dalam memandang politik Indonesia kala itu.

Tentu banyak hal yang dapat diambil hikmah dari kunjungan Che Guevara ke Indonesia. Baik dalam perspektif negatif, atau positif. Semua tergantung cara pandang kita terhadap sesuatu hal yang sampai saat ini masih "tabu". Che Guevara adalah simbol perlawanan masyarakat Amerika Latin, dan dia adalah pejuang tangguh yang harus gugur dihadapan regu tembak pemerintah Bolivia.

Semangat yang mungkin saat ini hanya dapat dikenang melalui kaos atau simbol wujud dirinya. Walau tidak mendekatkan secara ideologis, tetapi semangat perjuangannya untuk membela kaum miskin, tetap menjadi simbol perjuangan hingga saat ini. Walau status sosialnya sebagai seorang dokter, adalah yang tertinggi kala itu. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun