Semangat revolusioner seorang Che, yang lekat di benak masyarakat Indonesia, tentu dapat menjadi nostalgia sejarah ayng tidak dapat dilupakan. Semangat yang dalam perspektif negatif, berakhir kepada orientasi pemberontakan. Tetapi, dalam perspektif positif, adalah semangat kemandirian yang menjadi tumpuan bagi negara berdaulat. Tidak diatur oleh negara lain, dan mampu berdiri diatas kakinya sendiri.
Kebijakan revolusioner Bung Karno, ketika itu memang menyentuh hingga ke akar masyarakat. Mobilisasi masyarakat kecil, hingga kaum elite dalam upayanya mendapatkan dukungan menentang dominasi barat, didukung mutlak oleh mayoritas masyarakat kal itu. Hal ini terjadi sebelum peristiwa pemberontakan PKI di tahun 1965. Memang, gelora menentang kolonialisasi gaya baru, merupakan musuh utama Bung Karno dalam memandang politik Indonesia kala itu.
Tentu banyak hal yang dapat diambil hikmah dari kunjungan Che Guevara ke Indonesia. Baik dalam perspektif negatif, atau positif. Semua tergantung cara pandang kita terhadap sesuatu hal yang sampai saat ini masih "tabu". Che Guevara adalah simbol perlawanan masyarakat Amerika Latin, dan dia adalah pejuang tangguh yang harus gugur dihadapan regu tembak pemerintah Bolivia.
Semangat yang mungkin saat ini hanya dapat dikenang melalui kaos atau simbol wujud dirinya. Walau tidak mendekatkan secara ideologis, tetapi semangat perjuangannya untuk membela kaum miskin, tetap menjadi simbol perjuangan hingga saat ini. Walau status sosialnya sebagai seorang dokter, adalah yang tertinggi kala itu. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H