Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Bung Karno dari Gang Peneleh

6 Juni 2022   23:36 Diperbarui: 6 Juni 2022   23:42 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokrpi. Museum rumah H.O.S. Cokroaminoto

Tepat pada tanggal 6 Juni 1901, salah seorang Bapak Republik Indonesia lahir 121 tahun yang lalu. Seorang Proklamator yang kerap diidentikkan sebagai tokoh pendiri bangsa Indonesia. Dunia mengenalnya dengan nama Soekarno, yang terkenal dengan gelora "kemerdekaan" sejak aktif di dunia politik sejak berguru dengan H.O.S. Cokroaminoto. Kecintaannya terhadap bangsa Indonesia ini tentu saja telah dibuktikan dengan berbagai kiprahnya dalam membangun bangsa.

Literasi sejarah mencatat, bahwa Soekarno adalah seorang anak yang dilahirkan di Surabaya, dengan nama Koesno, di gang Peneleh (Peter Kasenda,Soekarno Muda). Tetapi karena Koesno seringkali sakit-sakitan, oleh orang tuanya nama Koesno diganti menjadi Karna. Dalam pelafalan bahasa Jawa, nama Karna familiar dengan lafal Karno, dimana kemudian ditambah menjadi Soekarno sebagai filosofi dari kebaikan.

Pada masa kecil, Soekarno kemudian disekolahkan di Tulungagung oleh orang tuanya (Raden Soekemi Sosrodihardjo-Ida Ayu Nyoman Rai). Selama di Tulungagung, ia diasuh oleh kakeknya (Raden Harjdokromo), hingga ia dapat melanjutkan sekolahnya di Mojokerto bersama dengan ayahnya. Ketika hendak melanjutkan sekolah tingkat menengah (HBS), ia mendapatkan bantuan dari H.O.S. Cokroaminoto yang mempunyai posisi politis dihadapan para penguasa Belanda.

Seperti kita ketahui, tidak semua orang Indonesia dapat sekolah dengan baik ketika masa pendudukan Belanda. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi para golongan priyayi, saudagar, atnis asing, dan penguasa-penguasa lokal. Nah, selama sekolah di Surabaya inilah, H.O.S. Cokroaminoto memberi ruang kepada Soekarno untuk belajar politik. Fyi, Cokroaminoto ini tokoh pendiri Sarekat Islam yang terkenal itu lho.

Dokpri. Museum rumah H.O.S. Cokroaminoto
Dokpri. Museum rumah H.O.S. Cokroaminoto

Selama tinggal di kediaman H.O.S. Cokroaminoto, Soekarno berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan lainnya, seperti Semaoen, Musso, Alimin, hingga Kartosoewiryo. Jadi, selama Soekarno muda, para tokoh-tokoh pergerakan tersebutlah yang mengiringi segala pemikiran tentang ideologi yang kelak diejawantahkan kepada cita-cita kemerdekaan kelak. Walau dalam perjalanan sejarah, diantara tokoh-tokoh tersebut pada akhirnya berseberangan dengan Soekarno, dalam tujuannya bagi Indonesia.

Dalam beberapa momen, Musso yang kemudian kita kenal dengan pemberontakan PKI-Madiun, kerap terlibat berdiskusi dengan keras dengan Soekarno. Pandangan Musso terhadap gerakan revolusioner tidak serta-merta membuat Soekarno mau mengamini pemikirannya, karena menurutnya masih banyak strategi yang dapat dipakai untuk kemerdekaan Indonesia. Begitupula ketika ia berdebat dengan Kartosoewiryo (Kahin-Nationalism and Revolutio in Indonesia).

Walau dalam beberapa kegiatan, mereka semua sangatlah akrab antara satu dengan yang lainnya. Dimana dalam beberapa waktu, Kartosoewiryo kerap meminjamkan aksesoris pribadinya untuk kepentingan Soekarno. Semua dinamika ini dilaluinya selama ia berguru dengan H.O.S. Cokroaminoto di Peneleh. Kelak, Kartosoewiryo kemudian berseberangan dengan mendirikan gerakan DI/TII, yang menentang kebijakan Soekarno dalam memimpin Indonesia.

Dinamika yang dialami pada masa muda inilah yang kelak memberi Soekarno wawasan mengenai ke-Indonesiaan. Terlebih ketika ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), yang berhaluan nasionalis. Kematangan Soekarno dalam menghadapi Musso dengan PKInya, serta Kartosoewiryo dengan DI/TIInya tentu berangkat dari latar belakang kebersamaan selama tinggal di Peneleh.

Dokrpi. Museum rumah H.O.S. Cokroaminoto
Dokrpi. Museum rumah H.O.S. Cokroaminoto

Publik seringkali beranggapan, bahwa sikap politik Soekarno identik dengan semangat nasionalisme tulen. Tetapi, apabila ditinjau dari latar belakang sejarah aktivitasnya, pemahaman terhadap ideologi Islam dan revolusioner tentu berangkat dari H.O.S. Cokroaminoto dan rekan-rekan seperjuangannya di Peneleh. Baik gagasan dalam merumuskan Pancasila ataupun kontroversinya dalam merumuskan konsep Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis) di tahun 60an. Semua tentu ada "benang merahnya".

Entah sampai kapan, generasi saat ini dapat mengenal para tokoh pendiri Republik Indonesia. Terlebih ketika narasi mengenai identitas kelahiran Bung Karno sampai saat ini masih kerap diperselisihkan dalam berbagai sudut pandang sejarah. Seperti lansiran dari situs Kemendikbud, yang menyebutkan Soekarno lahir di Blitar. Semoga dapat lekas ditelaah sesuai dengan fakta sejarah yang ada, agar tidak terjadi bias makna dalam memahami sejarah Indonesia.

Akhir kata, semangat dan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa Bung Karno tentu jangan pernah padam. Cita-cita yang ditunagkan dalam Pancasila atau proyeksi-proyeksi terhadap masa depan bangsa Indonesia, agar dapat kita sama-sama jaga dan pertahankan seperti amanatnya dalam menjaga Indonesia dalam rangkaian Bhineka Tunggal Ika.

Gang Peneleh, adalah wajah sejarah Indonesia, yang juga sepatutnya dapat dilestarikan dan dikembangkan demi menjaga narasi sejarah bagi generasi saat ini dan nanti. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun