Publik seringkali beranggapan, bahwa sikap politik Soekarno identik dengan semangat nasionalisme tulen. Tetapi, apabila ditinjau dari latar belakang sejarah aktivitasnya, pemahaman terhadap ideologi Islam dan revolusioner tentu berangkat dari H.O.S. Cokroaminoto dan rekan-rekan seperjuangannya di Peneleh. Baik gagasan dalam merumuskan Pancasila ataupun kontroversinya dalam merumuskan konsep Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis) di tahun 60an. Semua tentu ada "benang merahnya".
Entah sampai kapan, generasi saat ini dapat mengenal para tokoh pendiri Republik Indonesia. Terlebih ketika narasi mengenai identitas kelahiran Bung Karno sampai saat ini masih kerap diperselisihkan dalam berbagai sudut pandang sejarah. Seperti lansiran dari situs Kemendikbud, yang menyebutkan Soekarno lahir di Blitar. Semoga dapat lekas ditelaah sesuai dengan fakta sejarah yang ada, agar tidak terjadi bias makna dalam memahami sejarah Indonesia.
Akhir kata, semangat dan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa Bung Karno tentu jangan pernah padam. Cita-cita yang ditunagkan dalam Pancasila atau proyeksi-proyeksi terhadap masa depan bangsa Indonesia, agar dapat kita sama-sama jaga dan pertahankan seperti amanatnya dalam menjaga Indonesia dalam rangkaian Bhineka Tunggal Ika.
Gang Peneleh, adalah wajah sejarah Indonesia, yang juga sepatutnya dapat dilestarikan dan dikembangkan demi menjaga narasi sejarah bagi generasi saat ini dan nanti. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H