Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kejadian Unik dan Heroik Selama Peristiwa Bandung Lautan Api

23 Maret 2022   00:49 Diperbarui: 24 Maret 2022   17:00 3854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Bandung Lautan Api | wisataidn.com

Muhammad Toha, yang kala itu masih berusia 19 tahun, melakukan aksi pengeboman di gudang amunisi Sekutu. Dimana ia turut menjadi korban ledakan bersama rekan seperjuangannya Ramdan. 19 tahun lho! 

Usia yang masih terbilang belia untuk gugur di medan laga. Aksi heroismenya kelak diabadikan dalam tugu perjuangan dalam area Monumen Bandung Lautan Api.

Monumen Bandung Lautan Api | wisataidn.com
Monumen Bandung Lautan Api | wisataidn.com

Semua pejuang dan masyarakat terlibat dalam upaya perlawanan terhadap Sekutu di Bandung. Selama gerak mundur, serangan-serangan yang dilakukan oleh pesawat-pesawat Sekutu menimbulkan banyak jatuhnya korban di kalangan masyarakat. 

Hal inilah yang kelak menimbulkan kisah unik di kalangan pejuang PMI (Palang Merah Indonesia).

Ada sebuah kisah yang diutarakan oleh Ika Hardikusumah dalam buku Wanita Pejuang Dalam Kancah Revolusi '45. 

Dalam suatu peristiwa penyerangan Sekutu terhadap posisi pejuang Republik, tiba-tiba Ujang Hanifah berteriak histeris, "Ceu Ika! Cepat tolong Ceu! Cepat, ada korban yang mengalami luka parah nih! Aduh, Ceu, kakinya... putus!".

Padahal pasukan PMI merasa sudah mengevakuasi seluruh korban yang ada di lapangan. Dengan tergesa-gesa Ika mencari kesana-kemari, "Mana, Han?". "Tuh, di antara semak-semak. Aduh kasihan, Ceu, dia kehabisan darah". 

Setelah mengetahui korbanya, Ika langsung bergegas untuk mengevakuasi. Lantaran yang dimaksud Hanifah adalah seekor ayam jantan gemuk, yang tewas akibat terkena pecahan mortir.

Duka dan tawa bercampur menjadi satu, dalam tekad perjuangan yang tak pernah luntur selama masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Terkadang, bangkai kerbau pun menjadi lauk yang sangat dinanti ketika tengah berjuang, karena ketika itu, logistik para pejuang hanya mengandalkan dapur umum yang letaknya jauh dari garis depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun