Semua orang tahu, bahwa peristiwa Bandung Lautan Api adalah aksi pembakaran kota Bandung yang dilakukan oleh pejuang Republik ketika berhadapan dengan Sekutu dan NICA Belanda.Â
Siasat bumi hangus yang dilakukan semata-mata untuk menghindari dipakainya fasilitas umum oleh Sekutu, yang mulanya bertujuan untuk membebaskan pasukannya yang ditahan oleh Jepang.
Sejak usai Proklamasi diproklamirkan, tentara Sekutu yang diboncengi Belanda selalu membuat kegaduhan dan suasana tidak kondusif di masyarakat. Begitupula dengan daerah Bandung utara, sebagai basis pertahanan Sekutu di Jawa Barat.Â
Aksi-aksi intervensi militer mulai dikampanyekan oleh Sekutu bersama tentara Belanda, dengan jalan melucuti senjata dari pasukan-pasukan Republik.
Pada malam tanggal 24 November 1945, para pejuang Republik menyikapi perlakuan Sekutu dan Belanda dengan melakukan serangan kepada markas-markas musuh di Bandung utara.Â
Tidak ada rasa gentar di kalangan pejuang, walau dalam persenjataan tentu saja kalah kelas. Hingga akhirnya pada 27 November 1945, tentara Sekutu meminta Bandung utara harus segera dikosongkan dari para pejuang.
Peringatan keras ini adalah buah dari serangkaian serangan yang dilakukan oleh pejuang Republik sebelum aksi pembakaran besar-besaran pada bulan Maret 1946 terjadi.Â
Tepatnya pada tanggal 23 Maret 1946, Kolonel Abdul Haris Nasution memberi instruksi agar melakukan siasat bumi hangus sebelum melakukan undur diri ke Bandung selatan.
Sebuah peristiwa heroik kala itu terjadi ketika pertempuran besar di Dayeuhkolot. Gudang amunisi Sekutu berhasil diledakkan oleh Muhammad Toha bersama Muhammad Ramdan dengan dinamit. Mereka tercatat sebagai pasukan dari Barisan Banteng Republik Indonesia sebagai Komandan Seksi I, barisan penggempur.