Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nyi Mas Melati di Antara Kisah Mistis dan Fakta Sejarah

29 Juli 2021   10:31 Diperbarui: 29 Juli 2021   10:47 5698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga Tangerang tentu sangat mengenali kisah Nyi Mas Melati. Ia seorang pejuang perempuan yang namanya diabadikan pada sebuah gedung dibilangan Daan Mogot. Hingga saat ini tidak ada yang mengetahui secara pasti silsilah Nyi Mas Melati.

Popularitasnya pada abad ke-18 di Tangerang menjadikan ia dijuluki sebagai "Singa Betina dari Tangerang" oleh VOC Belanda. Dikarenakan keberaniannya dalam memimpin berbagai perlawanan terhadap kolonialisasi asing serta para tuan tanah yang membuat kehidupan rakyat menderita.

Nyi Mas Melati dijelaskan sebagai keturunan dari Sultan Hasanuddin ke 18 yang menyiarkan agama Islam di daerah Banten dan sekitarnya. Kehebatannya dalam ilmu pencak dan kanuragan, membuat dirinya disegani kawan maupun lawan.

Ayahnya bernama Raden Kabal, beliau adalah tokoh yang mengobarkan perang terbuka terhadap penjajah dengan cara melakukan penghadangan serta sabotase aset-aset penting pemerintah Belanda di wilayah Tangerang.

Sesuai kisah yang berkembang di masyarakat, pusat kekuatan Raden Kabal dan Nyi Mas Melati berada di daerah Balaraja, Tangerang. Walau pertempuran yang dijalaninya tidak selalu terbuka, sifat gerilya masih menjadi strategi umum bagi pejuang-pejuang Indonesia kala itu.

Seperti kita ketahui, di daerah Balaraja juga terkenal dengan seorang pejuang perempuan yang bernama Nyi Mas Gamparan beserta pasukan Srikandinya. Ia adalah tokoh yang bertanggung jawab atas putusnya jalur pos VOC di sekitar Tangerang.

Fakta Pertempuran Pabuaran

Tanah-tanah petani Tangerang yang dikuasai oleh VOC dengan penerapan kontrak serta tanam paksa, membuat rakyat tidak dapat berbuat banyak untuk penghidupannya. Kemelaratan dan kesenjangan sosial menjadi sesuatu hal yang mencolok ketika itu.

Tuan tanah yang berlaku sewenang-wenang menjadi target utama penyerangan Nyi Mas Melati bersama dengan pasukannya. Alasan kesewang-wenangan para tuan tanah yang kerap melecehkan kaum perempuan juga menjadi landasan kuat kebenciannya terhadap para penindas.

Raden Kabal dianggap pelopor perlawanan terhadap sistem pajak ini. Pada peristiwa perang di Pabuaran, ia mendapatkan bantuan dari rakyat yang tengah bangkit semangat patriotismenya. Walaupun resikonya adalah penangkapan atau pembunuhan.

Semangat perjuangan Nyi Mas Melati pun tak kalah dari ayahnya. Keris dan pedang yang menjadi senjata utamanya dianggap mempunyai daya magis dan dapat membunuh musuh dari tanpa harus mengenainya. Kala itu, kesaktiannya memang diakui oleh pasukan VOC.

Teriakkannya pun konon dapat menciutkan nyali para pasukan VOC tatkala berhadapan dengannya. Layaknya seekor singa yang tengah mengaum ketika menemukan santapannya. Sudah pasti membuat barisan depan pasukan lawan takut dan kalang kabut.

Terlebih ketika Raden Kabal dan Nyi Mas Melati bersatu dengan pasukan Pangeran Pabuaran. Banyaknya korban dikalangan pasukan VOC memaksa mereka untuk mendatangkan bantuan dari Batavia. Maka dimulailah fase perang yang tidak seimbang.

Tetapi, patut diacungi jempol memang, dibalik semangat patriotisme para pejuang ketika itu. Masalah perbedaan persenjataan tidak pernah membuat mereka gentar dalam melakukan perlawanan.

Mitos Nyi Mas Melati

Pada suatu pertempuran di sekitar Tangerang, pasukan Raden Kabal mengalami gempuran hebat dari pasukan gabungan Belanda beserta para tuan tanah pribumi yang mendukung kolonialisme. Pengkhianatan dan pengepungan akhirnya dapat menundukkan perlawanan mereka.

Konon, prosesi penguburan jasadnya diberlakukan semacam upacara khusus oleh Belanda. Memisahkan tubuhnya menjadi empat bagian dianggap menjadi syarat yang harus dilakukan oleh dukun-dukun pendukung VOC. Entah dengan maksud dan tujuan apa.

Tak hanya di Balaraja yang dianggap sebagai makamnya, beberapa sumber lain juga menjelaskan bahwa Pulau Panjang di Kepulauan Seribu merupakan makam aslinya. Satu hal lain yang justru menjadi mistis adalah ketika banyak warga Situ Gintung, Tangerang, menyebutkan lokasi makamnya berada di tengah danau.

Sisi positif yang tentu wajib dipahami adalah mengenai sepak terjang perjuangan Nyi Mas Melati. Merupakan sebuah kisah inspiratif bagi rakyat Tangerang untuk bangkit melawan Belanda pada masa selanjutnya.

Tetapi, sangat disayangkan, sumber-sumber otentik mengenai perjuangan Nyi Mas Melati masih sangat minim hingga saat ini dan hanya berkembang melalui tutur dari para sesepuh di beberapa daerah Tangerang.

Walau demikian, tentu kita patut mentauladani semangat juangnya. Apabila dipikir secara logika, perjuangan seorang perempuan hingga mampu angkat senjata adalah hal yang tabu di lingkungan masyarakat kala itu. Bukan sekedar emansipasi, tetapi murni berjuang atas dasar kebenaran dan keikhlasan.

Tidak juga dipopulerkan melalui film atau sinetron bergenre misteri. Sungguh sesuatu hal yang sangat disayangkan apabila dilihat dari semangat patriotik kepahlawananya, harus berakhir menjadi mitos dan misteri yang membuat masyarakat menjadi takut.

Selayaknya cerita mengenai perjuangan Nyi Mas Melati dapat diteliti lebih jauh, guna memperluas khasanah kesejarahan bangsa Indonesia. Tak sekedar soal kesaktiannya dalam menentang Belanda dan berkembang secara luas di kalangan masyarakat Betawi Tangerang hingga saat ini.

(Dapat dibaca juga di web Digstraksi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun