Mohon tunggu...
hendra
hendra Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 PPKn Universitas Negeri Padang

goresan tulisan, lukisan sejarah !!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenal Luka Jovic, Daun Muda Bundesliga

7 Maret 2019   19:08 Diperbarui: 9 Maret 2019   20:31 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka Jovic|Sumber: SkySport

Luka Jovic mendadak jadi rebutan klub-klub top Eropa. Dari Real Madrid yang masih mencari pengganti sepadan CR7 yang haus gol, Barcelona yang mencari suksesor Luis Suarez, hingga Chelsea yang masih mencari predator ganas lini depan, permasalahan menahun mereka sejak ditinggal Diego Costa. Tentu bukan tanpa sebab tim-tim top diatas mengincar talenta Serbia ini.

Luka Jovic memang sedang moncer-moncernya saat ini. Sampai pekan ke-24 Bundesliga, ia sudah mencetak 15 gol bagi Eintrach Frankfurt dan bertengger di puncak topskor sementara Bundesliga mengangkangi nama-nama top macam Lewandowski, Paco Alcacer dan Marco Reus. Tidak hanya gol, Jovic pun cukup lihai dalam mengkreasi serangan. Sejauh ini, ia sudah mencatat 4 assist.

Tidak cukup di Bundesliga, pemuda 21 tahun ini juga tebar pesona di Europa League. Dari 7 penampilan di Europa League, Jovic sudah mencetak 5 gol, hanya kalah satu gol dari striker Red Bull Salzburg, Munas Dabbur yang memimpin pencetak gol terbanyak kompetisi kelas dua benua biru tersebut. 

Dia adalah alasan mengapa Frankfurt menyapu bersih semua pertandingan grup Europa League  musim ini mengalahkan tim-tim tradisional Eropa macam Marseille dan Lazio yang satu grup dengan mereka dan lebih diunggulkan. Dengan performa dahsyat seperti itu, wajar jika Jovic menjadi rebutan tim-tim top Eropa.

Bersama Sebastian Haller dan Ante Rebic, Jovic membentuk trio maut yang mengantarkan Eintrach Frankfurt bersaing di papan atas Bundesliga musim ini. Hingga pekan ke-24, Frankfurt berada di posisi 5 klasemen sementara. 

Meski cukup sulit untuk bersaing memperebutkan gelar juara-terpaut 14 poin dari Dortmund dan Munchen-, namun mimpi untuk tampil di liga Champions bukan lagi sekadar angan-angan. Armada Hutter hanya terpaut 3 poin dari Borrusia Monchengladbach, peringkat 4 klasemen, batas akhir zona liga Champions.

Pemain Spesial

Luka Jovic adalah pemain spesial.  Hal ini sudah terlihat semenjak ia bergabung dengan akademi Red Star Belgrade. Ketajamannya didepan gawang sudah ia pamerkan sejak bergabung dengan tim junior jawara liga Champions 1990/1991 tersebut. Dengan potensinya yang besar tersebut, tak heran ia sudah diberi debut bersama tim senior Red Star di usia 16 tahun, lima bulan dan lima hari melawan FK Vojvodina  tanggal 28 Mei 2014.

Debutnya makin spesial karena ia juga melengkapinya dengan sebiji gol yang membuat ia tercatat sebagai pencetak gol termuda di pertandingan kompetitif dalam sejarah Red Star mengalahkan sang legenda Serbia, Dejan Stankovic. Ketajamannya membawa ia ke Portugal untuk bergabung bersama salah satu tim raksasa, Benfica. Namun bersama Benfica, ia tidak mampu menunjukkan ketajaman yang sama. Hanya semusim di Benfica, ia pun dipinjamkan  ke Eintrach Frankfurt.

Datang sebagai pemain pinjaman dari Benfica pada musim panas 2017 lalu, ia tidak langsung menjadi andalan klub. Musim pertama (2017/2018), dilalui dengan sering duduk di bench. Tampil sebanyak 22 kali di Bundesliga dengan hanya 5 kali bermain penuh selama 90 menit, ia mengemas 8 gol. Tidak buruk untuk seorang debutan di tanah Jerman.

Musim ini pun tidak dilalui Jovic dengan mulus. Sebelum gacor dengan gelontoran gol-golnya, ia tidak bermain di dua laga awal Bundesliga (melawan Freiburg dan Bremen). Ia baru mulai tampil di pekan ke-3 dari bangku cadangan saat Frankfurt mengimbangi Dortmund 1-1.

Keran golnya mulai terbuka saat satu golnya membantu  Die Adler menghancurkan Hannover 4-1. Keberhasilan mencetak 5 gol saat mengalahkan Fortuna Dusseldorf 7-1 di pekan ke-8, 19 Oktober 2018 lalu  mengukuhkan posisi Serbian Boy sebagai calon kuat peraih topskorer Bundesliga musim 2018/2019. 

Keberhasilan mencetak 5 gol tersebut membuat pemain berparas tampan ini juga menorehkan rekor sebagai pemain Serbia pertama yang mencetak hattrick, quattrick, dan quintrick di Bundesliga serta termuda dalam sejarah Bundesliga yang mencetak 5 gol dalam satu pertandingan.

Sebagai penyerang tengah, Jovic adalah tipe striker modern.  Jovic memiliki atribut lengkap untuk sukses. Ia bisa ditempatkan dimanapun di posisi menyerang.  Ia tidak hanya menunggu datangnya bola dari lini kedua. Ia cukup sering menjemput bola bahkan mengkreasi serangan dari tengah. Karena kegemaranya sering turun ke tengah, dalam tiga pertandingan terakhir Bundesliga (melawan Bremen, Dortmund dan RB Leipzig) ia bahkan di coba oleh Adi Hutter, pelatih Frankfurt sebagai gelandang serang. Hasilnya tidak mengecewakan. Ia tetap mampu menghasilkan satu gol saat bersua Dortmund.

Dribbling yang bagus, penempatan posisi yang baik serta gocekan yang ciamik menjadi ciri khas pemain kelahiran 23 Desember 1997 ini. Gaya permainannya sangat mirip dengan Radamel Falcao yang kebetulan adalah idolanya. Kemampuan spesial inilah yang membuat klub-klub top Eropa perang harga demi memikatnya pindah dari Frankfurt musim depan.

Nilai pasarnya terus melonjak tinggi. Dikutip dari transfermarkt, harga transfernya sekarang mencapai 40 juta Euro, jauh diatas harga peminjamannya dari Benfica yang hanya sebesar 200 ribu Euro.

Di level timnas, Jovic juga sudah mendapatkan debut bersama timnas Serbia pada 4 Juni 2018 melawan Chile. Ia juga sudah merasakan atmosfer piala dunia saat diturunkan Mladen Krstajic di injury time melawan Brazil di piala dunia 2018 lalu.

Ketajaman yang dperlihatkan Jovic selaras dengan prestasi Entrach Frankfurt. Musim ini hingga pekan ke-24, Die Adler menduduki posisi 5 klasemen sementara Bundesliga.  Sejak promosi kembali ke Bundesliga pada musim 2012/2013, prestasi tertinggi Frankfurt adalah peringkat enam yang diraih pada musim tersebut. 

Setelah itu, Die Adler lebih sering berkutat di papan tengah, bahkan nyaris terdegradasi ke 2. Bundesliga pada akhir musim 2015/2016. Untungnya mereka berhasil bertahan dengan memenangi play off promosi-degradasi dengan mengalahan FC. Nurnberg dengan agregat 2-1.

Entrach Frankfurt boleh jadi ketar-ketir kehilangan Luka Jovic dalam waktu dekat. Dengan godaan uang dan jaminan lebih berprestasi di klub besar, Jovic bisa saja tergoda untuk berganti kostum. 

Namun, setidaknya sampai akhir musim ini, Frankfurt boleh berharap ketajaman Jovic akan membawa Frankfurt mengakhiri musim di zona liga Champions, kompetisi yang teramat langka diikuti oleh penghuni Commerzbank-Arena dengan satu-satunya penampilan mereka di liga Champions 1959/1960 ketika mengakhirinya sebagai terbaik kedua setelah Real Madrid.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun