Keran golnya mulai terbuka saat satu golnya membantu  Die Adler menghancurkan Hannover 4-1. Keberhasilan mencetak 5 gol saat mengalahkan Fortuna Dusseldorf 7-1 di pekan ke-8, 19 Oktober 2018 lalu  mengukuhkan posisi Serbian Boy sebagai calon kuat peraih topskorer Bundesliga musim 2018/2019.Â
Keberhasilan mencetak 5 gol tersebut membuat pemain berparas tampan ini juga menorehkan rekor sebagai pemain Serbia pertama yang mencetak hattrick, quattrick, dan quintrick di Bundesliga serta termuda dalam sejarah Bundesliga yang mencetak 5 gol dalam satu pertandingan.
Sebagai penyerang tengah, Jovic adalah tipe striker modern. Â Jovic memiliki atribut lengkap untuk sukses. Ia bisa ditempatkan dimanapun di posisi menyerang. Â Ia tidak hanya menunggu datangnya bola dari lini kedua. Ia cukup sering menjemput bola bahkan mengkreasi serangan dari tengah. Karena kegemaranya sering turun ke tengah, dalam tiga pertandingan terakhir Bundesliga (melawan Bremen, Dortmund dan RB Leipzig) ia bahkan di coba oleh Adi Hutter, pelatih Frankfurt sebagai gelandang serang. Hasilnya tidak mengecewakan. Ia tetap mampu menghasilkan satu gol saat bersua Dortmund.
Dribbling yang bagus, penempatan posisi yang baik serta gocekan yang ciamik menjadi ciri khas pemain kelahiran 23 Desember 1997 ini. Gaya permainannya sangat mirip dengan Radamel Falcao yang kebetulan adalah idolanya. Kemampuan spesial inilah yang membuat klub-klub top Eropa perang harga demi memikatnya pindah dari Frankfurt musim depan.
Nilai pasarnya terus melonjak tinggi. Dikutip dari transfermarkt, harga transfernya sekarang mencapai 40 juta Euro, jauh diatas harga peminjamannya dari Benfica yang hanya sebesar 200 ribu Euro.
Di level timnas, Jovic juga sudah mendapatkan debut bersama timnas Serbia pada 4 Juni 2018 melawan Chile. Ia juga sudah merasakan atmosfer piala dunia saat diturunkan Mladen Krstajic di injury time melawan Brazil di piala dunia 2018 lalu.
Ketajaman yang dperlihatkan Jovic selaras dengan prestasi Entrach Frankfurt. Musim ini hingga pekan ke-24, Die Adler menduduki posisi 5 klasemen sementara Bundesliga. Â Sejak promosi kembali ke Bundesliga pada musim 2012/2013, prestasi tertinggi Frankfurt adalah peringkat enam yang diraih pada musim tersebut.Â
Setelah itu, Die Adler lebih sering berkutat di papan tengah, bahkan nyaris terdegradasi ke 2. Bundesliga pada akhir musim 2015/2016. Untungnya mereka berhasil bertahan dengan memenangi play off promosi-degradasi dengan mengalahan FC. Nurnberg dengan agregat 2-1.
Entrach Frankfurt boleh jadi ketar-ketir kehilangan Luka Jovic dalam waktu dekat. Dengan godaan uang dan jaminan lebih berprestasi di klub besar, Jovic bisa saja tergoda untuk berganti kostum.Â
Namun, setidaknya sampai akhir musim ini, Frankfurt boleh berharap ketajaman Jovic akan membawa Frankfurt mengakhiri musim di zona liga Champions, kompetisi yang teramat langka diikuti oleh penghuni Commerzbank-Arena dengan satu-satunya penampilan mereka di liga Champions 1959/1960 ketika mengakhirinya sebagai terbaik kedua setelah Real Madrid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H