Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dunia Ibarat Bangkai

2 Agustus 2017   23:59 Diperbarui: 29 Maret 2023   12:45 1730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dunia ibarat bangkai, dan yang mengejarnya adalah anjing."

Awalnya, saya mengira, menulis kata-kata bijak pada batu nisan, hanyalah kebiasaan masyarakat peradaban non-muslim, sebagaimana salah satu yang paling terkenal dan pernah saya tulis dalam sebuah blog pribadi dan catatan pada Facebook ini adalah pahatan tulisan dari sebuah makam kuno di Wesminster Abbey, Inggris, tertahun 1100 Masehi, tentang seseorang yang ingin menaklukkan dunia, tapi ia lupa bahwa seharusnya ia memulainya dengan menaklukkan diri sendiri terlebih dahulu. Menaklukkan diri dalam arti merubah sikapnya dan menjadikan diri panutan, lalu ia akan dicontoh oleh keluarga, dihormati banyak orang dan akhirnya baru ia dapat menaklukkan dunia. Sebuah pesan moral yang hakiki.

Tapi, tulisan yang saya kutip diawal tulisan ini, bukanlah milik seorang non-muslim. Tulisan ini terpahat pada sebuah nisan dikawasan Lamreh (sebuah wilayah di daerah Krueng Raya), Aceh Besar, sebagaimana yang kita lihat dalam foto. Si pemilik nisan adalah Malik Alawaddin, bertarikh wafat sekitar abad ke-15. Pada bagian lain pahatan, para epigraf menafsir bahwa orang yang namanya tertera pada nisan adalah sosok penguasa Lamuri (Lamreh) kuno, dimana kala itu Lamuri merupakan sebuah bandar yang maju, yang dimana, bukit-bukit berumput yang selama ini hanya dihuni kambing mencari makan, adalah sebuah peradaban yang penuh aktivitas ekonomi pada masa lampau.

Melihat tulisan yang dipahat itu, kita langsung berpikir bahwa si penulis hendak menjelaskan bahwa dunia adalah antitesa dari akhirat, sehingga pesan moral yang dapat diambil adalah, jangan terlalu mengejar dunia, tapi kejarlah akhirat.

Namun, sepanjang ...

Tulisan lebih lengkap dapat hubungi : hendrafahrizal@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun