Mohon tunggu...
Sosbud

Masih Soal Otak : Law of Attraction atau Tawakkal

11 Mei 2015   10:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sesuai judulnya, saya mau bahas tentang salah satu kekuatan otak atau pikiran, yang dikenal dengan Law of Attraction (Michale J. Losier). Pada prinsip nya, Law of Attraction adalah hukum tarik menarik, kemiripan menarik kemiripan. Ketika kamu membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu dikirim ke semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa, dan lalu dikembalikan pada sumbernya, yakni kamu. Mestakung, semesta mendukung.

Norman Vincent Peale dalam buku nya yg legendaris “You can if you think you can”, setali tiga uang, sejalan dg Law of Attraction, memaparkan jika kamu senantiasa berpikir positif, selalu merajut “mentalitas bisa” (can do attitude), dan senantiasa membayangkan masa depan dengan gelegak optimisme, maka percayalah, hidup kamu pada akhirnya benar-benar akan basah kuyup dalam nirvana keberhasilan dan kebahagiaan. Apa yg kamu pikirkan, itu lah yg akan terjadi. Kekuatan Otak / Pikiran!

Michale J. Losier, pencetus ” Law of Attraction” adalah seorang Praktisi NLP. Dia mencoba untuk “mengeksplore” kekuatan otak. Semua berawal dari pikiran. Kamu adalah apa yg kamu pikirkan. Pikirkan yang kamu inginkan, visualisasikan, niscaya apa yg kamu pikirkan akan menjadi kenyataan. Semesta akan mendukung mu. Loh koq semesta? Ini yg menurut saya kurang pas. Hati-hati. Tidak ada yg salah dg NLP dan Law of Attraction. Secara saya belajar NLP, Certified NLP Practitioner NF Florida, USA. Jadi pasti ada bener dan manfaatnya, tapi…. khusus yg muslim/muslimah, yuk lurusin “pemaknaanya”.

Law of Attraction memberi kesan hanya bicara soal kamu, otak kamu, dan semesta yg mengikuti. Kamu dan otak kamu. Disini “seremnya”, hati-hati terjebak “men-Tuhan-kan” otak. Di Islam kita diajarkan tentang Tawakal. Kita diminta hanya bertawakkal kepada Alloh. “Dan bertawakkalah kepada Alloh swt dan cukuplah Alloh swt sebagai Pelindung” (Qs. Al-Ahzab: 48). “Dan hanya kepada Alloh swt hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Qs.Al-Maidah : 23)

Tawakal apa sih? Tawakal adalah kita bersandar secara mutlak kepada Alloh dalam segala urusan yang mendatangkan kebaikan atau menolak keburukan. Bertawakal kepada Alloh bukan berarti meniadakan mencari sebab (ikhtiar) tetapi dengan mencari sebab (ikhtiar) merupakan hakekat tawakkal, ajaran Agama yang benar, selamat dan kuatnya keyakinan. Sungguh merupakan keburukan siapa yang hanya bersandar dengan sebab (ikhtiar) saja dan melupakan yang menjadi penyebab yaitu Alloh.

Hanya kepada Alloh. Alloh yg Maha Berkehendak. INI POINT nya : Apa yg terjadi pada kamu, bukan sekedar urusan kamu dg otak /pikiran, dan ikhtiar mu. Ada penyebab, Alloh disana. Hati-hati memaknai. Kita boleh berkeinginan, kita menyusun rencana dan berusaha untuk itu, tiba-tiba semua terasa mudah (tarik menarik), dan serta merta kamu bilang, “semesta mendukung”. Hati-hati, ada Alloh disetiap apa yg terjadi, gagal atau berhasil mu. Tiada sesuatu terjadi di dunia ini, kecuali semua nya atas izin Alloh. Jika kita percaya sebab (ikhtiar), lalu lupa penyebab (Alloh), apalagi pada perkara yg hanya Alloh yg bisa, maka kita tergolong orang-orang syirk akbar. Disaat kita sakit, lalu kita ke dokter dan kita sampai pada titik meyakini bahwa yg menyembuhkan adalah dokter, bukan Alloh. Maka kita juga termasuk orang-orang yg syirk, syirk khafiy (kecil). Tapi..tapi.. Bukan berarto semua serba tawakkal yo. Tetap harus ada sebab (ikhtiar)

Koq bs ya semua menjadi mungkin dg Law of Attraction?. Dengan Tawakkal, bukan sekedar Law of Attraction. Dari Umar RA, Rasullalloh pernah bersabda “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya kalian akan diberikan rizki sebagaimana seekor burung diberikan rizki, pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang”. (HR.Ibnu Majah, Shahih). Tau burung kan ya? Bagaimana burung berikhtiar? Burung hanya percaya dia akan diberi rizky sama Alloh, trus dia keluar dr sarang nya dan mencari makan. Sekedar keluar saja. Nah, bagaimana kita? Kita punya otak untuk berakal. Kita punya jauh lbh banyak potensi ikhtiar dibandingkan mahluk Alloh yg bernama Burung. Besar nya potensi ikhtiar td, harus nya sejalan dg potensi keberhasilan kita. Usahakan sebab, dan percaya penyebab (Alloh). Tidak ada yg sulit bagi Alloh.

Law of Attraction dan Tawakkal bukan serta merta berbeda. Luruskan saja pemaknaan nya. Nicaya akan saling melengkapi. Semoga bermanfaat. Silahkan di share.

Diskusi : @HendraEG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun