Mohon tunggu...
Hendra Cong
Hendra Cong Mohon Tunggu... -

My Way is My Life :D

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mendadak Jadi Orang Sukses di Jakarta

20 Juni 2012   09:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:45 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas tidak ada yang aneh dalam kehidupan ku...
Semua berawal dari tekad ku yang kuat untuk merantau ke jakarta.
Meskipun kedua orang tua ku tidak menyetujui nya, dengan alasan di jakarta kehidupan nya sangat keras dan takut terjadi sesuatu padaku, dari kecil aku memang selalu berada dibawah pengawasan kedua orang tua ku, Namun karena tekad ku yang sudah bulat, maka ku beranikan diri untuk pergi dan memohon kepada ortu agar di izin kan untuk berangkat ke jakarta.

Pagi itu pukul 08.00, aku pun berangkat dengan pesawat tujuan tanjung pandan-jakarta, di dalam pesawat aku langsung berangan-angan, ingin tahu apa yang ada dijakarta, bagaimana kehidupan nya, suasana nya dan lain2, karena aku memang baru pertama kali ke jakarta, tapi dalam angan2 itu aku juga menyimpan rasa sedih yang sangat mendalam, karena harus meninggalkan ortu,keluarga ku,teman2ku dan juga kampung halamanku, rasanya sangat berat, tetapi demi menggapai cita2 dan mimpi ku menjadi orang sukses, dan dengan tekat yg kuat pula dari dalam pendirianku, perlahan ku buang jauh2 rasa sedih itu.

Pukul 08.45, mendarat lah pesawat yang aku tumpangi di bandara soekarno hatta.
Dengan sedikit lelah aku menuruni tangga pesawat dengan perlahan.
Setelah semua proses di bandara nya selesai, aku pun di jemput Om ku menuju kerumah nya di jakarta pusat, dalam hati aku bergumam, sungguh sangat jauh berbeda kehidupan di jakarta dengan kehidupan dikampung halamanku, belitung. Dengan sangat takjub,pandanganku tak berhenti melihat banyak sekali gedung2 pencakar langit, mal2 besar, dan orang2 yg sangat ramai dimana2, karena di kampung halamanku tidak ada gedung pencakar langit maupun mal2 besar seperti itu dan di jalanan tidak pernah seramai ini.

Setibanya di rumah Om ku, aku sudah sangat lelah sekali, lalu aku bergegas untuk segera mandi, karena ku pikir setelah mandi, aku akan tidur untuk mengembalikan kebugaran tubuhku.
Setelah mandi, ternyata om ku mengajak jalan melihat-lihat isi jakarta, dengan sedikit terpaksa akupun ikut karena aku masih merasa lelah setelah perjalanan yang aku tempuh cukup jauh.

Om mengajak aku keliling di sekitar tempat tinggal nya, setelah itu aku pun di ajak pergi makan lalu pulang lagi ke rumah.
Setelah pulang aku langsung tidur, karena mata ku yang sudah sangat berat untuk di buka.

Ke esokan pagi nya, aku pergi jalan-jalan di sekitar rumah, karena aku belum mendapatkan pekerjaan dan om jugatelah mengirimkan CV lamaran kerja ku ke kantor2 yang sedang membutuhkan karyawan baru.
Sambil menunggu tak terasa sudah sebulan aku tinggal di jakarta dan belum juga mendapatkan panggilan dari kantor2 tersebut, dengan sedikit sedih bercampur kecewa aku pun hanya bisa pasrahkan semuanya kepada yang diatas, karena aku juga telah berusaha melamar kerja dimana2, bahkan menjadi seorang pegawai restoran, tapi belum juga ku dapat kan pekerjaan itu. Hari demi hari membuatku ingin sekali pulang ke kampung halamanku.

Dan tibalah hari dimana aku pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan oleh2 untuk keluarga dan teman2 ku di belitung, karena beberapa hari lagi aku sudah pikirkan untuk segera pulang ke belitung.
Setelah belanja nya selesai, kira2 sekitar pukul 23.00 aku langsung ke depan untuk mencari angkutan umum, di sana aku melihat seorang bapak yang sedang berdiri dengan wajah sedikit murung, bapak ini berpenampilan rapi tetapi rambut nya terlihat lusuh dan wajahnya semakin murung, berdiri di sebelahku menenteng sebuah tas laptop. Tiba2 datang lah 2 orang pria yang membawa senjata tajam ingin merampok si bapak, bapak ini kaget dan berusaha melindungi tas laptop nya, dan tidak ada seorangpun disana yang berani berbuat apa2 karena ke dua perampok ini membawa senjata tajam, dengan penuh rasa takut aku pun memberanikan diri untuk menolong si bapak, karena aku melihat salah satu pelaku hendak membacok punggung si bapak, lalu aku pun mendorong si pelaku sekuat tenaga, namun tanpa ku sadari pelaku yang satu nya lagi membacok ku dari belakang, aku menderita luka yang cukup serius di lengan kiri ku, sesaat mobil polisi pun lewat dan si pelaku langsung kabur. Aku yang bersimbah darah langsung di bawa ke rumah sakit.

Dan disinilah awal dari keberuntungan ku, setelah seminggu berlalu, perlahan tangan ku sudah mulai membaik, si bapak yg ternyata bernama kuncoro ini dan istri nya menjenguk ku di RS. Berterima kasih lah bapak kuncoro kepadaku, beliau sangat kagum karena keberanian dan jiwa kepahlawananku ini untuk menolong orang lain, bahkan berani membahayakan nyawa nya sendiri.

Dua minggu pun berlalu, akhirnya aku di perbolehkan pulang oleh dokter, tetapi dokter bilang aku harus banyak istirahat di rumah, hari2 yang ku lalui sangat membosankan dan membuat ku berpikir ini bukan tempat yang cocok untuk ku. Dalam lamunanku, datanglah seorang bapak berpakaian rapi,
lalu ia pun bercerita tentang bapak yang pernah ku selamatkan waktu itu, ternyata bapak kuncoro dan istri nya sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri, namun pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dahsyat sehingga semua penumpang tidak ada yang selamat, dengan sangat terkejut, air mata ku terasa ingin jatuh, karena seminggu yang lalu aku baru berbincang2 dengan beliau, betapa pilu nya hatiku mendengar ini semua, setelah menceritakan semua nya, bapak ini pun memberi tahu kan bahwa diri nya adalah pengacara bapak kuncoro.
singkat nya, sebelum keluar negeri beliau sudah membuat kan surat wasiat seluruh harta kekayaan nya atas nama ku, beliau adalah pemilik perusahaan terbesar di jakarta dan perusahaan nya juga ada yang di luar negeri, bertambah terkejutnya,aku pun tidak bisa berkata apa2 lagi.

Seminggu pun berlalu, kehidupanku berubah 360 derajat, aku masih belum percaya kalau aku telah menjadi pemilik tunggal perusahaan terbesar di jakarta, tinggal di rumah mewah, punya mobil2 mewah, seperti di dalam mimpi saja, benar2 sulit untuk di percaya.

Setelah itu, aku pun bergegas untuk pulang ke belitung, mengajak ke dua orang tua dan saudaraku tinggal di jakarta.
Pagi itu sekitar pukul 09.00, aku pun berangkat dari bandara soetta menuju belitung, di dalam pesawat aku sudah membayangkan betapa bangga nya ortu terhadapku, terbangun dari lamunan, ternyata pesawat yang aku tumpangi mengalami kerusakan parah, lalu co pilot menyuruh penumpang untuk tetap tenang dan memakai oksigen dan pelampung, karena kemungkinan pesawat akan mendarat darurat, suasana penuh dengan tangisan dan doa, dalam hati aku berkata ini lah kisah tragis hidup ku yang hanya diberikan kebahagiaan sesaat.
Lalu pesawat pun meluncur deras ke bawah, gubraaaaaakkkkkkkkk..... Doooaaaaarrrrr....
perlahan aku membuka mata, dan betapa terkejut nya aku? Ternyata semua ini hanyalah mimpi, aku jatuh dari tempat tidur, ke jakarta, menolong orang, masuk RS, dapat warisan, pesawat jatuh, ternyata semuanya hanyalah mimpi...
Aku pun berdoa mengucap syukur, semoga yang baik datang padaku dan yang buruk menjauh dari ku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun