Seperti yang sudah diketahui umum, Presiden Joko Widodo (selanjutnya disebut Jokowi) adalah lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta tahun 1985. Tentu sebagai alumni UGM, Jokowi masuk sebagai anggota KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada). Pernah ada berita di media massa online (saya lupa sumbernya), ada lima orang alumni UGM yang menjadi Menteri di Kabinet Kerja. Hubungan sesama alumni UGM antara Presiden dan pembantunya itu, kemudian dikaitkan dengan adanya ikatan emosional satu almamater. Dugaan itu bisa benar, bisa juga salah. Menjadi benar, jika ada ikatan hubungan lain diluar ikatan satu almamater. Misalnya terlibat dalam tim sukses pemenangan kampanye Pilpres 2014. Sebaliknya menjadi salah, karena banyak juga alumni UGM yang posisi politiknya bersebrangan dengan Jokowi. Taruhlah seperti Roy Suryo, Amin Rais atau Priyo Budi Santoso. Namun, apapun itu ikatan satu alamamater dapat menjadi potensi tersendiri dalam membangun komunikasi.
Berikut ini adalah sejumlah orang dekat Jokowi yang berasal dari KAGAMA. Istilah “orang dekat” seringdikonotasikan dengan orang-orang yang memiliki pengaruh dilingkaran kekuasaan. Istilah lainnya kerap disebut pembisik, ringsatu atau lingkaran. Orang yang dapat mempengaruhi pemegang kekuasan dalam mengambil keputusan atau kebijakan. Orang-orang itu tidak melulu berada dalam struktur pemerintahan. Sedangkan batasan pengaruh itu sudah terjadi saat kampanye Pilpres yang lalu. Orang-orang itu, antara lain:
PRATIKNO. Seorang guru besar ilmu politik dan rektor UGM Yogyakarta. Saat ini memegang jabatan sebagai Menteri Sekretaris Negara. Dia adalah kawan lama Jokowi. Dalam Tim Transisi, Pratikno ditunjuk sebagai tim sinkronisasi. Bersama dengan Cornelis Lay dan Adrinof Chaniago. Berperan penting melakukan draft finalisasi program yang sebelumnya disusun Tim Transisi. Pada masa kampanye Pilpres, Pratikno memfasilitasi pertemuan Jokowi dengan puluhan akademisi dari pelbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Pada saat Kongres Maritim di UGM, Pratikno menyerahkan buku putih kepada (tim) Jokowi. Sapta Adicitta UGM terdiri atas tujuh buku putih merupakan sintesis pemikiran civitas akademika UGM yg berkaitan dengan simpul-simpul strategis pembangunan Indonesia. Pratikno adalah orang yang paling awal sudah dipastikan membantu Jokowi di pemerintahan. Oleh Jokowi dia diminta untuk menyusun surat keputusan pengangkatan para menteri Di saat nama-nama menteri lain masih simpang siur, Pratikno sudah sibuk bekerja di lingkungan Istana. Jokowi meminta lebih dulu bertugas, bahkan sebelum kabinet diumumkan.
CORNELIS LAY. Inilah tokoh belakang layar sesungguhnya. SeorangGuru Besar Ilmu Politik UGM. Peran Cornelis tidak saja terbatas pada Jokowi tetapi juga pada Megawati. Di lingkungan PDI Perjuangan , Cornelis dikenal sebagai ilmuwan dan ideolog partai. Karya yang pernah ditulis bersama Pratikno berjudul “From Populism to Democratic Polity, Problems and Challenges in Solo, Indonesia” dimuat dalam buku berjudul Democratisation in the Global South: The Importance of Transformative Politics (2013). Hampir sebagian besar naskah pidato Megawati, baik sebagai Presiden maupun sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan , disusun oleh Cornelis. Dalam beberapa kesempatan bekerjasama dengan Prananda Prabowo, anak Megawati yang juga seorang ideolog PDI Perjuangan. Sehingga tidak mengherankan jika naskah pidato-pidato Jokowi, Cornelis juga yang menyusunnya.Demikian pula halnya saat Megawati memutuskan untuk mencalonkan Jokowi sebagai calon Presiden dari PDI Perjuangan, saran dari Tim 11 yang menjadi penentunya. Tim 11 dibentuk dan dipimpin oleh Cornelis. Dalam Tim 11 ikut serta Prananda Prabowo. Tim ini bekerja selama enam bulan tanpa banyak orang yang tahu. Menurut anggotanya, Tim 11 bertugas merancang strategi winning (memenangi pemilu) dan ruling (kelak jika Jokowi memerintah). Setelah pencalonan Jokowi dideklarasikan, tim dibubarkan. Mereka berubah menjadi Tim pemikir Jokowi yang disebut "Tim Guyub."
ARI DWIPAYANA. Dosen Fisipol UGM. Anggota Tim 11 dan salah seorang penyusun naskah pidato Jokowi bersama dengan Cornelis Lay. Saat ini dia dipercaya sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara. Sebagai anggota Tim 11, Ari juga terlibat dalam penyusunan sembilan agenda prioritas yang pada masa kampanye Pilpres sering disebut Nawacita. Dia juga terlibat sebagai mentor/konsultan Jokowi-JK saat persiapan (simulasi) sesi Debat Capres/Cawapres.
HASTO KRISTIYANTO. Alumni Fakultas Teknik UGM. Saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan menggantikan Tjahjo Kumolo yang diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri.Sebelumnya menjabat Wakil Sekjen PDI Perjuangan dan salah satu deputi Tim Transisi. Hasto juga termasuk dalam Tim 11. Saat Kampanye, dia ditunjuk sebagai koordinator juru bicara tim. Pada masa seleksi calon menteri, Jokowi selalu didampingi oleh Hasto dan Rini Soemarno. Terkadang Hasto menjadi juru bicaranya.
GANJAR PRANOWO. Lulusan Fakultas Hukum UGM. Saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah sejak 23 Agustus 2013. Dalam Munas KAGAMA yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 7-8 November 2014, Ganjar terpilih sebagai Ketua Umum KAGAMA. Pada masa kampanye Pilpres, Ganjar turut aktif sebagai kordinator relawan Jawa Tengah. Ganjar turun langsung dalam kegiatan kampanye di beberapa kabupaten di Jawa. Mengkonsolidasikan kepala-kepala daerah dari unsur kader PDI Perjuangan. Dalam sesi debat Capres, Ganjar memberi saran dan masukan kepada Jokowi. Ilmu debat yang disampaikan Ganjar kepada Jokowi itu berdasarkan pengalamannya saat debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur pada Mei 2013 lalu. Saat Jokowi menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (20/12/2014) hanya Ganjar dan Ahok (sebagai kepala daerah) yang diajak serta.
M. PRAKOSA. Kakak tingkat Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM yang lulus tahun 1982. Prakosa pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan pada masa pemerintahan Megawati dan masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Prakosa pernah menjabat sebagai KetuaBadan Kehormatan DPR. Dalam struktur partai, Prakosa ditunjuk juga sebagai Pelaksana Harian (Plh) Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. Dia juga sebagai kordinator Tim Ahli pemenangan Jokowi sekaligus Litbang PDI Perjuangan. Salah satu ide atau gagasan Prakosa pada kebijakan Jokowi tentang pembangunan infrastruktur. Bersama ahli yang lain, Prakosa menyusun platform pembangunan infrastruktur. Sebelumnya, dalam persiapan debat Capres, Prakosa mengkordinir para ahli untuk memberi “bimbingan” kepada Jokowi-JK. Tugas Prakosa bukan hanya menyusun visi-misi dan program Jokowi-JK, jauh sebelumnya dia dipercaya partai untuk menyusun platform ekonomi yang dipersiapkan PDI Perjuangan. Prakosa menyusunya bersama dengan Arief Budimanta dan Imam Sugema.
ANIS BASWEDAN. Alumni Fakultas Ekonomi UGM. Saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kedekatan dengan Jokowi, saat Anis dipercaya sebagai juru bicara tim kampanye Pilpres dan setelahnya menjadi Deputi Tim Transisi.
BUDIMAN SUDJATMIKO. Pernah kuliah di Fakultas Ekonomi UGM. Saat ini anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan. Dalam struktur tim kampanye Jokowi-JK, Budiman menjadi salah seorang anggota Tim Penggalangan khusus Desa. Hal ini berkait atas perjuangan Budiman selama di DPR meloloskan UU Desa. Dan hubungannya dengan posisinya sebagai Pembina Utama di Dewan Pimpinan Nasional organisasi Parade Nusantara, yaitu organisasi yang menghimpun para kepala desa dan seluruh perangkat desa di seluruh Indonesia. Budiman kerap berdiskusi dengan Jokowi perihal masalah-masalah perdesaan. Satu diantaranya membahas mengenai anggaran desa. Dalam mempersiapkan debat Capres, Budiman salah seorang ahli yang memberikan masukan kepada Jokowi. Tim ahli yang berjumlah 20 orang tersebut berkumpul di Solo dua hari sebelum pelaksanaan debat Capres dilangsungkan.
ARIA BIMA. Alumni FISIPOL UGM. Saat ini anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan. Dalam tim sukses Pilpres, Aria berada dalam Tim Kampanye bersama Effendi Simbolon. Namun dalam peran nyatanya, Aria terkesan sebagai juru bicara Jokowi dan bahkan menjadi penghubung tatkala terjadi kebuntuan komunikasi. Satu diantaranya, Aria menjadi “otak” dibalik pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Demikian juga saat memastikan PPP merapat ke kubu Jokowi, Aria segera melaporkannya kepada Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (21/10). Aria mengaku, ia datang untuk memastikan PPP masuk dalam kabinet. Melalui Aria terjadi pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Majelis Syariah PPP Maimun Zubair alias Mbah Moen di rumah dinas gubernur DKI Jakarta. Terakhir, diketahui Menteri Agama dipercayakan kepada Lukman Hakim Saifudin, kader PPP.
MUHAIMIN ISKANDAR. Alumni FISIPOL UGM. Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigras. Dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebagai ketua umum partai, posisi Cak Imin dalam struktur tim pemenangan Jokowi-JK berada dalam jajaran penasehat dengan ketua-ketua umum partai pengusung yang lain. Semua kebijakan-kebijakan tim termasuk merekomendasikan nama-nama calon menteri kepada Jokowi, berada pada ketua umum partai. Empat menteri yakni Muhammad Nasir, Muhammad Hanif Dhakiri, Imam Nahrawi, dan Marwan Ja’far, kesemuanya rekomendasi dari Cak Imin.
REFLY HARUN. Alumni Fakultas Hukum UGM. Baru saja diangkat menjadi staff khusus Menteri Sekretaris Negara bersama Ari Dwipayana membantu Pratikno. Sebelumnya ditunjuk oleh Jokowi sebagai anggota Panitia Seleksi calon Hakim Konstitusi. Namanya sempat dipersoalkan oleh Hamdan Zoelva (mantan Ketua MK), saat menjadi anggota Pansel hakim MK.
SRI ADININGSIH dan MARDIASMO. Keduanya adalah Guru Besar Ekonomi UGM. Keduanya terlibat sebagai tim ekonomi Jokowi-JK saat kampanye Pilpres. Tim ekonomi yang dipimpin oleh Arif Budimanta. Terdengar kabar, Mardiasmo yang saat ini menjabat sebagaiKepala Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan sedang dipersiapkan menjadi Wakil Menteri Keuangan. Sri terlibat aktif dalam penyusunan konsep ekonomi bersama Arif Budimanta, Hendrawan Supratikno dan Imam Sugema. Jauh sebelumnya nama Sri Adiningsih pernah disebut-sebut oleh Taufik Kiemas (Februari 2011) sebagai kandidat Menteri Keuangan. Karena Sri Adiningsih adalah murid dari Budiono (mantan Wakil Presiden) yang juga alumni UGM.
Sejumlah orang dekat Jokowi lainnya, pernah mengenyam pendidikan di UGM. Hanya bukan sebagai lulusan strata satu. Diantaranya: (1) HENDROPRIYONO. Pada Juli 2009, Hendropriyono meraih gelar doktor Filsafat dari UGM. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pertama. Dalam struktur tim kampanye Jokowi-JK, Hendropriyono menjadi Pengarah tim; (2) PRAMONO ANUNG. Dia alumni Magister Manajemen UGM (1990). Dalam struktur tim kampanye Jokowi-JK, Pramono dipercaya sebagai Pengarah tim bersama dengan Hasyim Muzadi dan Hendropriyono; (3) SALDI ISRA. Meraih doktor dari UGM (S3-2009). Menjadi salah seorang penasehat hukum tata negara pemerintahan Jokowi-JK. Kemudian oleh Jokowi ditunjuk sebagai ketua Panitia Seleksi Hakim Konstitusi. Sebelumnya Saldi Isra sempat berbincang empat mata dengan Jokowi di Istana Negara untuk membahas masalah hukum, Rabu (22/10/2014).
Selebihnya tiga orang Menteri di Kabinet Kerja. Tiga orang ini tidak saya masukan bagian dari “orang dekat”, karena rekam jejaknya tidak nampak intensitas komunikasinya dengan Jokowi. Baik pada masa kampanye Pilpres maupun saat ini. Mereka adalah : (1) RETNO MARSUDI, Menteri Luar Negeri. Gelar S2 di UGM; (2) BASUKI HADIMULJONO, Menteri PU dan Perumahan Rakyat. Alumni Fakultas Teknik Geologi UGM dan (3) M. NASIR, Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan. Menempuh pendidikan S2 di UGM.
Salam Kompasiana
*) Catatan : dirujuk dari pelbagai sumber media massa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H