Gubernur DKI Jakarta Jokowi menunjukkan penyebab mengapa genangan yang berujung pada banjir masih terjadi ketika hujan melanda, ketika meninjau titik genangan.
Diketahui penyebab pertama adalah karena tidak sterilnya penghubung antara jalan dan saluran air dari sampah.
Kedua, terdapatnya beragam kabel yang melintang di penghubung antara jalan dan saluran tersebut. Akibatnya, sampah pun tersangkut di kabel sehingga menyebabkan tersendatnya air. "Coba bayangin kenapa kabel-kabel ini bisa saling tabrakan gini. Harusnya kabel itu ditanam dengan kedalaman 130 sentimeter. Coba ini berapa, paling cuma 10 sentimeter saja".
Sedangkan penyebab ketiga adalah tidak ratanya lebar saluran air tepi jalan. Ada ruas saluran yang memiliki lebar dua meter, tetapi di ruas selanjutnya menyempit hingga mencapai satu meter saja. Tentu, kondisi tersebut menyebabkan arus air menjadi menumpuk serta menimbulkan genangan air dengan intensitas yang cukup besar.
Menurut sang gubernur, ia telah melakukan koordinasi demi menyelesaikan persoalan tersebut. Jokowi juga meminta instansi pemilik kabel demi menertibkan kabelnya sesuai dengan peraturan terkait permasalahan ini. Pemprov DKI pun akan membuat ducting untuk menampung kabel-kabel agar tidak mengganggu jalannya arus air pada saluran.
Penyebab banjir diatas telah di paparkan oleh Jokowi ke media-media pada tanggal 11 November 2013 tahun lalu, tetapi apa yang telah dilakukan beliau saat ini, nyatanya Jakarta tenggelam pada hari ini.
Berikut titik banjir di Jakarta :
Gunung sahari, depan Mangga dua square banjir (20 cm).
Banjir di Karang Tengah,Lebak Bulus
Genangan air Menuju Bundaran Pondok Indah arah Lebak Bulus.
Genangan air di Jl. Duren Bangka Kemang Jakarta Selatan.
Bagaimana bisa seorang Jokowi, ingin maju untuk pemilihan capres tahun 2014, jika kita melihat permasalan di DKI ini ,belum benar-benar terselesaikan saat ini.
Jika kita berkaca pada saat ini, negeri ini butuh pemimpin yang dapat menyelesaikan permasalah-permasalah yang ada di masyarakat dalam konteks yang luas, seperti :
Fasilitas pendidikan.
Kemiskinan.
Banjir.
Korupsi.
Dan masih banyak yang lainnya. Jika kita berbicara dalam konteks yang sempit saja Jokowi belum bisa membenahinya, bagaimana dalam konteks nasional?. Sudah semestinya Jokowi mengambil sikap, jangan terus menutupkan diri, sehingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di publik. Dan saat ini rakyatlah yang dapat menilai dan memberikan mandat itu nantinya, apakah seorang Jokowi layak untuk di andalkan. Diberbagai lembaga survey, Jokowi tetap menjadi no satu untuk capres di 2014 nanti, tetapi survey itu tidak di imbangi cara kerja Jokowi di DKI ini. Pantaskah Jokowi Nyapres?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H