Singkat cerita, aksi aksi heroik ini pun dibayar dengan taruhan nyawa. Para pahlawan gugur dalam mempertahankan harga diri bangsa.
Kota Pahlawan, jelas bukan julukan yang main-main. Awal insiden ini menjadi rentetan panjang catatan sejarah sesudahnya. Hingga nanti berpuncak pada pertempuran dahsyat 10 November 1945.
Foto: dok. pribadiÂ
Refleksi Sejarah
Untuk mengenang dan mengingatkan kembali memori kesejarahan inilah, digelar kembali aksi teatrikal yang bertajuk "Merdeka Merah Putih."Â Setidaknya, ada 1.360 orang ambil bagian untuk berperan dalam reka ulang ini.
Secara berurutan, adegan dimulai dengan suasana Kota Surabaja Tempo Doeloe pasca deklarasi kemerdekaan.  Ada pedagang, penjual jamu, sayur, anyaman bambu dan ragam aktivitas masyarakat yang lain.
Lalu terdengar raungan sirene, penanda pengumuman radio tentang Maklumat Sukarno. Nah, yang menarik di sini juga digambarkan sebentuk "Radio Bekupon" (=rumah burung dara) dalam bentuk replika. Tujuannya agar masyarakat juga paham, melek sejarah kalau melintas di jalan raya, dan menemukan bentukan seperti ini.
Lalu, cerita bergulir pada kedatangan rombongan jeep dan sepeda motor, yang diperankan sebagian oleh bule asli. Juga cerita tentang sekelompok orang Belanda yang sedang bergembira. Menari, berdansa dan memberi hormat pada bendera triwarna: Merah-Putih-Biru milik Belanda.