Jauh sebelum Islam lahir sebagai agama (abad 6-7 Masehi), salat fardhu dimaknai sebagai "waktu-waktu doa yang dikanonisasikan" (the canonical prayers), sesuai dengan jam-jam sengsara Kristus. Â
Maka jika dalam Islam, salat adalah ibadah sakramental, maka bersifat wajib. Sedangkan salat kristiani ini adalah ibadah non-sakamental.Â
Sehingga salat ini lebih dihayati sebagai disiplin rohani; bukan sebagai hal yang wajib. Kecuali memang ada komunitas Kristen tertentu yang masih berupaya mempertahankan hal tersebut (kewajiban berdoa pada waktu/jam tertentu).
Jam Salat Versi Kristen
Jika dikerucutkan, salat versi Kristen pada dasarnya adalah mengerucut pada peristiwa seputar Jumat Agung hingga Paskah. Secara jumlah ada 7 kali dalam sehari (sesuai Mazmur 119:164), yang dikenal juga dengan sebutan "Salat Nabi Daud".
Nah, berdasarkan urutan waktunya, jam-jam salat ini memiliki simbol dan makna teologis tersendiri. Secara ringkas adalah seperti berikut.
1. "Salat Jam Pertama" atau "Sembahyang Singsing Fajar" ("Salatus Sa'atul Awwal" atau "Salatus Shakhar")
Ibadah pagi ini sebanding dengan "Salat Subuh" dalam agama Islam, yaitu sekitar (jam 5-6 pagi. Dasarnya diambil dari Kitab Keluaran 29:38-41 berkenaan dengan ibadah korban pagi dan petang. Gereja menghayati waktu ini sebagai peringatan lahirnya Sang Sabda sebagai Sang Terang Dunia (Yohanes 8:12).
2. "Salat Jam Ketiga" ("Salatus Sa'atus Tsalitsu")
Salat ini sebanding dengan "Salat Dhuha" dalam agama Islam. Jadi bukan termasuk "salat wajib". Ini dilakukan sekitar jam 9-11 pagi.