Mulai 1 Maret 2023 lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara resmi menutup aplikasi PeduliLindungi. Sebuah sistem informasi yang dipakai oleh pemerintah terkait penanganan kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Sebagai gantinya, hadir aplikasi kesehatan masyarakat yang diberi nama SATUSEHAT Mobile.
Aneka fitur  baru yang bersifat personal ini berguna untuk memberikan informasi kesehatan yang datanya bersumber dan terintegrasi dengan Rekam Medis Elektronik (RME). Harapannya, urusan kesehatan dari antrean ke RS, hasil pemeriksaan hingga pembelian obat, dapat diakses melalui aplikasi yang baru ini.
Aplikasi ini, menurut rilis yang dikeluarkan oleh Kemenkes, konon bisa mempersingkat laporan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (nakes). Dari sekitar 400 dipangkas dan dilebur menjadi 8 aplikasi.
Beberapa keunggulan SATUSEHAT lain yang ditawarkan adalah:
1. Makin cepat untuk mengambil nomor antrian di fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
2. Makin informatif karena semua riwayat kesehatan dapat diakses melalui satu pintu.
3. Makin praktis, sebab tidak perlu lagi membawa banyak dokumen fisik. Semua RME sudah tersedia di satu aplikasi.
4. Makin aman karena data RME terjamin kerahasiaannya. Semua data hanya dapat dipertukarkan antar faskes dengan izin pemilik (pengguna).
5. Makin sehat karena beragam riwayat rekam medis, vaksin, artikel kesehatan hingga pengingat minum obat tersedia di aplikasi.
Bug dan Error
Konon bagi pemilik atau pengguna smartphone yang sebelumnya sudah men-download atau menggunakan aplikasi PeduliLindungi tidak perlu lagi membuat akun yang baru. Cukup dengan melakukan login atau pendaftaran ulang dengan akun yang pernah didaftarkan sebelumnya.
Benarkah semudah itu? Komentar pengguna yang ditemukan melalui kolom tanggapan aplikasi justru mengalami hal yang sebaliknya. Terjadi bug dan error di hape-nya. Program tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Aplikasinya justru memperlambat kinerja smartphone. Maklum saja, aplikasi yang ada sebelumnya tidak memuat banyak fitur seperti yang baru diluncurkan ini.
Update (pembaruan) yang bisa berjalan secara otomatis ini akan menghapus aplikasi PeduliLindungi dan mengubahnya menjadi SATUSEHAT. Jadi, kalau ada pengguna yang belum sempat men-capture (mengambil gambar) atau men-download sertifikat vaksin melalui aplikasi lama, data tersebut hilang alias tidak bisa tampil. Berubah model dan bentuk sebagaimana yang ada pada aplikasi yang terbaru.
Nah, kemarin (2/3/2023) saya mencoba untuk membuka aplikasi lama PeduliLIndingi. Seperti jalannya sistem komputer, not resonding. Aplikasi hanya menampilkan tampilan latar depan. Tidak ada respon berkelanjutan.  Tidak ada pergerakan seperti biasanya. Malahan muncul pemberitahuan untuk dilakukan pembaruan.
Berhubung tidak ada pilihan lain, setelah di-OK sesaat setelahnya, maka logo aplikasi terbaru SATUSEHAT menggantikan yang lama PeduliLindungi. Kalau pembaca ada yang belum pernah memakai aplikasi ini, meskipun menemukan nama aplikasi PeduliLindungi, nantinya yang keluar juga tetap akan muncul aplikasi yang baru ini.
Menjajal Aplikasi Baru
Pada tampilan menu awal tidak ada masalah berarti. Hanya selanjutnya terdapat logo dan nama aplikasi SATUSEHAT. Ditambah pilihan bahasa di pojok kanan atas, serta dua pilihan tombol "Masuk" dan "Daftar".Â
 Nah, di sini pengguna akan memulai petualangan baru. Pertama, dengan menekan tombol "MASUK" dengan sebelumnya mengisi terlebih dulu "Nomor Telepon" atau "Email". Jika sudah, tidak serta merta pengguna akan berhasil masuk. Meskipun kedua data tersebut sama persis dengan yang dipakai di aplikasi PeduliLindungi. Artinya, pengguna aplikasi teranyar ini diwajibkan untuk tetap mendaftar alias "Register". Seperti daftar ulang kalau anak sekolah naik kelas.
Â
Syarat dan ketentuan wajib dicentang guna mendapatkan persetujuan. Kalau mau membaca uraian yang panjang itu, dipersilakan. Tidak dibaca, juga tidak dilarang. Namun jika tombol kotak persetujuan tidak dicentang, maka jangan harap bisa mempergunakan aplikasi ini lebih lanjut.
Â
Tidak banyak isian yang dituliskan. Hanya nomor telepon dan email sebagai syarat untuk nantinya mendapatkan 6 digit angka verifikasi dari Kemenkes secara otomatis. Kode ini berlaku 2 menit, dan bisa diulang. Namun minimal menunggu 5 menit kemudian untuk mencoba kembali.
Secara default (bawaan), di baris kedua berisi keterangan warga negara "WNI". Sesudahnya adalah "Nama Lengkap". Kemudian scroll (gulir) "Tanggal Lahir" lalu simpan.
Berikutnya adalah mengisi "Nomor Induk Kependudukan" (NIK). Terakhir, mencentang kotak tombol  persetujuan lalu "DAFTAR".
Permintaan kode verifikasi ini secepat kilat akan muncul dari WA atau email Kemenkes. Pengguna tinggal menyalin ulang atau menghafal enam angka acak yang tertera tadi.
Â
Empat kali sesi malam saya menghabiskan waktu kurang lebih 120 menit yang tersia-sia. Sebab tombol "Selanjutnya" justru memunculkan peringatan warna merah sekilas. Kalimatnya "Sesi anda (EYD harusnya tertulis "Anda") telah habis silahkan (EYD harusnya "silakan") login kembali."
Wah... senam jantung nih dimulai... Penginnya marah-marah aja kalau sudah begini. Pembuat aplikasinya kacau...
Memang sih aplikasinya bisa dibuka, namun yang muncul di deretan paling atas adalah "Halo, Nama tidak ditemukan". Kesal nggak?!
Demikian pun pada status "Profil". Nomor dan NIK juga tertulis "tidak ditemukan". Artinya, data yang sudah dimasukkan tadi "invalid".
Â
Kalaupun hendak mengubah akun seperti langkah awal tadi juga tidak akan mengubah apa-apa. Jad kalau sudah mengalami yang begini, mending "Keluar" dari aplikasi.
Â
Profil alias data diri yang tertaut dengan aplikasi tidak akan memunculkan informasi apapun. Rekaman data pengguna aplikasi PeduliLindungi dianggap tidak ada pada sistem yang informasi SATUSEHAT.
Coba Lagi Peruntungan
Setelah beberapa kali mengalami kegagalan masuk sistem aplikasi, pagi hari ini (3/3/2023), ya sebetulnya iseng-iseng saja. Tak banyak berharap terkait error yang sebelumnya dialami. Saya mengulang langkah yang sama.
Traadaa.... Datanya sudah bisa masuk ke sistem. Nama saya akhirnya disapa di awal masuk aplikasi. Demikian juga dengan nomor telepon dan NIK yang didaftarkan. Sudah bisa dilihat pada "Profil" pengguna.
 Â
Bahasan ini tidak mengulas semua fitur aplikasi. Namun soal terpenting yang banyak dicari oleh pengguna aplikasi, yaitu sertifikat vaksin. Ada perbedaan dengan tampilan aplikasi PeduliLindungi. Di sini pengguna tidak saja menemukan informasi adanya "Tiket Vaksin" mulai dosis 1-2 dan booster 1-2.
Ada juga bentuk sertifikat vaksin yang bersifat internasional. Pengguna bisa tinggal memilih negara yang dimaksud. Pada kolom "Penyesuaian Nama", pengguna dapat pula mengisi "Nomor Paspor" dan "Nomor Lengkap Sesuai Kode MRZ". Namun, jika tidak memiliki dan mengosonginya, tak masalah. Sertifikat ini bisa tetap tampil. Berisikan semua data tanggal vaksin dan jenis yang diberikan; selain data dasar identitas dari pengguna (nama, tanggal lahir, NIK).
 Â
Tampilan umum riwayat vaksin hanya menyebutkan dosis ke berapa dan tempat vaksin diberikan. Lebih detilnya bisa dilihat pada tanda ">" (selanjutnya). Pengguna aplikasi bisa mengambil gambar secara langsung (screenshoot atau capture) atau lewat tombol "Unduh Sertifikat". Bentuknya adalah PDF yang nama filenya berupa "deretan angka_certificate".
Nah, untuk tampilan sertifikat domestik, ada perubahan di aplikasi SATUSEHAT. Bentuknya tidak lagi berukuran besar seperti kertas ukuran A4. Namun sudah berubah menjadi seukuran kartu pada lazimnya. Jadi kalau dulu orang membuat duplikasi sertifikat vaksin diperkecil setara KTP/SIM, sekarang memang benar-benar berupa "Kartu Vaksin".
Â
Akhirnya bagi yang punya aplikasi berbeda, bisa memiliki koleksi dua ragam bentuk. Berupa sertifikat dan kartu vaksin. Plus versi internasional dan model keluaran Kemenkes, kalau mau lebih lengkap lagi, hehe...
Ada yang sudah menjajal migrasi aplikasi ini? Silakan mencoba...
Â
Hendra Setiawan
3 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H